Cerita||7🍋

1.2K 144 6
                                    

Happy reading guys🐹.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya💚.
*
*
*
*
*
*
*
*
   

"Karena segala macam penderitaan yang sedang kamu hadapi sekarang, akan menjadikan mu semakin kuat. "
~motivasi.jiwa~

*

******

Suasana ruangan yang menjadi surga para siswa siswi itu mendadak panas bahkan AC yang terpasang di sudut - sudut UKS pun tak membantu ke empat pemuda yang kini berkumpul di ranjang Arsha.


Sedari tadi Arsha terus menempel pada Arrav tak membiarkan adik-nya itu jauh jauh dari dirinya, bahkan ketika Arka berada di hadapannya untuk meminta penjelasan dari yang Arsha ucapkan tadi ia tak menghiraukan dan malah bersandar pada pundak Arrav si empu yang punya pundak hanya menunduk canggung.

PLAK!

Sontak semua mata tertuju pada Kin yang hanya bisa nyengir kocheng.

"Hehe sorry, ada nyamuk " Sedangkan Arsha hanya tekikik geli tahu sahabatnya itu mencoba mencairkan suasana tapi sepertinya tak membuahkan hasil Arka yang tetap menunjukkan wajah dingin nan datar dan Arrav yang kembali menunduk.

Kin menghela napas lelah melihat kecanggungan ini ia berdeham untuk mengumpulkan suaranya yang menguap tertelan tatapan tajam Arka.

"Arr, ini temen gue yang gue bilang nolong elo" Ujar Kin menatap lembut pada manik coklat terang Arrav. "Gue rasa tugas gue selesai, gue pamit kalau ada apa apa panggil aja gue di luar" Tambah Kin setelahnya cowok yang memiliki eye smile itu beranjak pergi setelah menepuk pundak Arka pelan isyarat agar jangan terlalu cuek.

".. Em bang makasih ya udah nolongin Arrav"

Krik*

Tak ada jawaban Arrav mencoba menatap senior yang telah menyelamatkannya itu saat tatapan itu bertemu ia membeku begitu juga Arka, di dalam manik hijau itu Arrav dapat menemukan sebuah perasaan terluka, sedih, marah, dan kecewa. Seakan tak ada warna sedikitpun di hidupnya berbeda dengan Arsha yang melihatnya dengan penuh rasa menyayangi.

"Cih... Kalau gue tahu itu elo, nggak akan sudi gue nolongin lo" Balasan pedas itu membuat jantung Arrav berdebar tak tentu.

"Arka! Lo apa apaan sih!? " Arsha marah tentu, Arka itu cowok dingin dan cuek ia tidak mempersalahkan akan tetapi melihat balasan tak berakhlak dari kembar tak identik itu membuat ia marah terlebih balasan itu tertuju pada Arrav 'adiknya'.

Arrav hanya diam melihat dua senior kembar itu bertengkar karena dirinya. Lalu pandangannya tertuju pada Arka ia tak apa jika Arka tak sudi menolongnya entah karena apa, tapi ia kasihan terhadap malaikat yang bingung mau mencatat amal baik atau buruk untuk Arka. Dasar Arrav pemikiran apa itu Miskah?.

"Bang kalau abang nggak ikhlas nolongin Arrav kagak papa tapi bang, kasihan tahu malaikat mau catat amal baik ato buruk ngeliat abang yang nggak ikhlas" Arsha tercengang melihat Arrav tak percaya ia pikir Arrav orang yang akan sedih mendapat ungkapan pedas ternyata ia salah Arrav ini... Polos pikirnya.

"Sampai kapan pun gue nggak akan anggap dia adik gue! " Setelahnya Arka pergi dengan wajah merah menahan amarah. Arsha memandang sendu punggung itu apa yang harus ia lakukan sekarang apalagi saat ini Arrav masih belum tahu apa yang terjadi sebenarnya.

"B--bang" Ucap Arrav menahan tangis.

"Eh kamu kenapa? Kepalanya sakit? " Panik Arsha melihat setetes air mata jatuh tapi anak itu tidak menangis hanya saja air mata itu memang jatuh begitu saja.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang