Cerita||34🍋

870 120 102
                                    

Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🐹
Luv.
*
*
*
*
*

"I'm sorry, don't leave me. I want you here with me"
🎶Love is gone🎶

°°°°°°°°°°°°°°°°°
"Sakit ya?"

Pertanyaan pria bermanik abu di hadapannya membuat Arrav kesal, niat hati ingin membalas perbuatan Zeth-pria itu, harus urung saat kepalanya terasa pusing bak di hantam batu besar sepertinya sakit yang ia alami kambuh lagi.

"Kasihan...kalian berdua, pftt hahahaha!" Tawa psikopat Zeth membuat Arrav maupun Evan bergidik ngeri mereka saling memandang namun langsung di putus oleh Evan sebab Evan merasa dirinya tak pantas memandang lebih lama manik ketulusan Arrav.

"Ah! Satu tikus sudah terperangkap lagi. Oh senangnya" Ucap Zeth melempar asal pisau tumpul di tangannya lalu beralih pada kapak besar pergi keluar meninggalkan tubuh terkapar Arrav di lantai dan Evan yang terkulai lemah di kursi besi.

"Kagak usah Arr.. Lo pergi aja gue, gue nggak pantes nerima pertolongan lo" Sedangkan Arrav hanya diam melepas tembaga yang mengikat tangan Evan tidak peduli jika sekarang kepala serta telinga kirinya yang berdengung sakit.

"Mana mungkin gue ninggalin lo sama bokap psikopat lo itu bodoh!"

"Dia bukan bokap gue. Sekarang pergi Arr selagi dia belum kemari"

Arrav menghela nafas gusar saat tidak dapat melepas ikatan tersebut matanya meliar lalu menemukan pisau tumpul milik Zeth tidak ada cara lain ia harus bisa menolong Evan.

Darah segar kini mengucur dari hidung bangirnya membuat Evan yang menoleh memekik menyuruh Arrav menyerah saja lalu menyelamat dirinya sendiri.

"UDAH ARR!,"

"Tck sedikit lagi!"

Tak!!

Arrav menjatuhkan pisau tersebut memandang tangannya yang bergetar di lumuri darah, ia berhasil melepas Evan."ayo pergi pan"ajak Arrav.

Evan hanya diam membuat Arrav menggeram kesal apa lagi yang di tunggu waktu mereka sangat singkat belum lagi perkataan Zeth tadi membuat perasaan Arrav sedikit gelisah takut satu di antara kakak kembarnya telah datang.

"Kaki gue kayaknya tulangnya geser deh" Ringis Evan membuat Arrav luluh, ia mengulurkan tangannya hendak membantu Evan berjalan walau kini keadaannya tak jauh lebih buruk.

Saat mereka hendak pergi pintu terbuka menampilkan bocah lelaki berkaca mata datang, di tangannya terdapat gergaji mesin yang dapat memotong-motong tubuh manusia.

"Kakak! Main yuk! Kakak berdua lari ya biar aku kejar kalau ketangkap bakal aku potong"

Membuat Arrav maupun Evan meneguk ludah saat bocah jelmaan Zeth itu bersiap mengejar mereka dengan gergaji mesin yang menyala di kedua tangannya.

Di tempat lain Arka bersembunyi di balik pintu, di tangannya terdapat palu berukuran besar yang ia dapat di ruangan itu.

"Satu-satu oh aku senangnya"

"Dua-dua mangsa baru datang"

Tap.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang