Happy reading guys💚
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa🐹
Luv.
*
*
*
*
*"And i was runnin 'for away would i run off the world someday"
🎶Runaway🎶°°°°°°°°°°°°°°°°
Perlahan kelopak mata tersebut terbuka menampakkan manik coklat terang dari pemuda bernama Arrav, dahinya mengernyit merasakan sensasi berputar menatap langit atap berwarna abu yang nampak asing."Apa yang kamu rasakan?" Suara Sean membuat Arrav menoleh terkejut namun sedetik kemudian ia sadar sebelum dirinya tak sadarkan diri Sean sempat memeluknya saat menangis membuat dirinya malu.
"Tidak usah malu semua orang juga butuh pelukan untuk penenang" Sean dapat melihat keterkejutan dari wajah Arrav kemudian ia tertawa tipis kenapa Sean bisa tahu, terlihat jelas dengan Arrav yang tidak menatap matanya.
"Dimana?"
"Di kamar gue udah sadar lo curut gue pikir udah meningg–ADUH!"
Arrav lagi-lagi terkejut kenapa bisa ada Zay disini dan lihatlah interaksi Zay dan Sean seperti dua orang yang sudah saling mengenal.
"Lo berdua..?"
Sean melepaskan tangannya yang mencubit lengan Zay lalu kembali menatap Arrav yang mencoba untuk duduk"saya dan Zay sepupu"membuat Arrav membulatkan mata wah dunia emang penuh kejutan.
"Lo tadi waktu pingsan nyusahin gue njir"
Arrav hanya diam tak menanggapi Zay mencoba berdiri namun karena tubuhnya yang masih lemas alhasil ia hampir jatuh bila Sean tidak segera menahannya.
"Kamu mau kemana?" Tanya Sean kuatir Arrav yang melihat terkadang bingung mereka baru mengenal akhir-akhir ini tapi kenapa rasanya sudah kenal dari dulu.
"Gue mau kerumah sakit, sekarang jam berapa?"
"Jam tiga" Jawab Zay datar namun wajahnya menunjukkan kekuatiran terhadap kondisi Arrav yang masih demam.
"Nanti aja kalau sudah pagi, kamu masih demam butuh istirahat" Ucapan lembut Sean membuat Arrav terdiam sebab ia mengingat Arsha.
"Gue takut bang Artha kenapa-napa.."
Zay dan Sean saling pandang menatap iba pada Arrav tadi malam mereka di telpon oleh Orion ia mengatakan untuk membantu mencari Arrav awalnya Zay menolak untuk apa mencari curut di tengah hujan deras untungnya Sean mau membantu Ori yang sudah tahu rencana Evan namun ia terlambat karena kecelakaan itu sudah terjadi. Dan Ori mengatakan bahwa jangan beri tahu Arrav karena pertengkaran mereka semalam membuat hubungan mereka renggang.
"Tenang Arr, kalau di jalanin pelan-pelan semuanya akan baik-baik saja" Ujar Sean mendudukkan Arrav kembali di tepi kasur Zay.
"Eh! Hp gue?! Dimana!"
"Ntuh, yaelah santuy nggak gue jual enggak" Cibir Zay menunjuk atas nakas dimana ponsel Arrav tergeletak begitu saja. Arrav menghidupkan ponsel miliknya melihat notifikasi berharap Arsha mengirimkan pesan setidaknya memberi kabar tentang Artha namun nihil kalau dari Arka but impossible.
'Halo Arrav, kabar kamu buruk kan? Panggil saya Om Zeth yaa'
Arrav mengernyit bingung lalu menjawab pesan dari nomor tak di kenal itu bertanya siapa tapi pria yang mengaku bernama Zeth itu mengirim satu foto dan vidio di foto itu terdapat Evan yang di ikat di kursi kondisinya cukup mengenaskan dan di vidio itu memperlihatkan detik-detik dimana Artha tertabrak rekamannya dari sudut pandang si pengemudi mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...