Happy reading guys💚
Luv.°°°°°°°°°°°°°°°°°
'Mungkin sosokmu sudah pergi jauh
Senyum cerahmu tak akan terlihat lagi
Tawamu tak akan terdengar lagi,
Tapi di setiap langkahku
Aku selalu merasakan kehadiranmu
Aku merasakan suara langkahmu yang mengikuti ku,
Aku merasakan aroma khas lemon dari tubuh mu
Sekarang bolehkah aku berharap
Bahwa sosokmu tak akan pernah pergi,
Tapi ini egois.
Aku sudah mengikhlaskan sosokmu walau diiringi tangis
Melepaskan kesakitanmu sampai menangis.
Dek...tidur nyenyak ya...
Tunggu abang dan yang lain
Kalau kita sudah berkumpul nanti
Jangan lupa sambut kami dengan senyum cerahmu
Yang kami rindukan'-Arkasha
Arka melipat surat yang ia tulis di kertas berwarna biru langit tersebut menjadi bentuk pesawat, sekarang ia sendiri berada di atas tebing yang menyungguhkan keindahan laut biru yang nampak tenang, namun mematikan.Tatapannya melirik sekitar yang tampak sepi, bagaimana tidak tempat indah ini hanya beberapa orang saja tahu oleh karena itu Arka memilih tempat ini untuk mengeluarkan seluruh perasaan gelisahnya.
Arka menatap langit, rambut gondrong khas anak kesenian itu bergerak di terpa angin laut. Lalu senyumnya terlihat sesaat setelah menerbangkan pesawat kertas tersebut.
"Bang Arka masih benci Arrav? Maafin Arrav ya?... "
Kenangan tersebut menyeruak masuk kedalam pikirannya sudah satu tahun lebih sejak kepergian Arrav kini semuanya tampak berbeda mulai dari Abu yang mengurus pekerjaannya di Dubai sekalian menjalani pengobatan karena pria tersebut sempat terkena paparan radiasi walau kemungkinan terkena itu kecil sebab ledakan yang di buat oleh Zeth kecil namun cukup membuat lima korban jiwa termasuk adiknya Arrav.
Artha yang kini tampak lebih dewasa, Arka bersyukur karena kakaknya itu masih bisa membuat Abu dan Arsha tertawa. Dan Arsha yang sedang belajar menjadi Cheef , impian adik kembarnya itu ingin membuat restoran yang akan menerima pelanggan dari kalangan apapun itu.
Namun yang berbeda adalah sikap Arsha menjadi lebih tertutup, bahkan sang Ayah hanya mau pulang ke Indonesia untuk menjenguk mereka dan Arrav.
"Dek! Gue kangen ama lo!!" Teriak Arka cukup keras.
"Gue...ikhlas lo mau tidur selamanya!, tapi disini rasanya sesak! Gue gagal jadi kakak lo Arr" Arka meremas dadanya, air mata mengalir deras Arka menangis berlutut di tepi tebing.
Sekarang semuanya terlihat baik-baik saja, namun Arka tahu jika mereka semua sedang tidak baik-baik saja semenjak perginya Arrav dari hidup mereka.
"Wah lihat lukisannya keliatan hidup ya?"
"Iya, Arka memang Seniman hebat"
"Gue jadi rindu permainan piano Arrav"
"Semoga dengan lukisan ini rasa rindu kita bisa terbayarkan"
Tak
Adriel meletakkan kopi hitamnya di meja lalu menatap lembut putra keduanya itu, tangan ringkih nya mengelus surai hitam Arka membuat pemuda berusia dua puluh tahun itu tersentak kaget.
"Kamu sudah berusaha kasih hadiah terbaik untuk Almarhum adik kamu, pasti Arrav senang di atas sana dia bakal bilang sama ibunya kalau dia bangga punya kakak kayak kalian"
Arka tersenyum menatap wajah sayu Adriel.
"Arka lebih bangga punya adik kayak Arrav, Abu..."
END
AKHIRNYA TAMAT JUGA. (இдஇ; )
YEYY!!
Aku bener-bener mau ngucapin terimakasih untuk kalian yang sudah bersedia membaca kisah Arrav dan kawan-kawan yang masih banyak kekurangan ini huhuhu.Untuk para readers yang selalu dukung aku lewat komen kalian, kalian mood banget gak boong seneng gitu ada yang kebawa suasana sama cerita yang aku buat untuk kalian luvvv youuuu❤❤.
Awalnya ngga niat mau nulis di Wattpad, tapi waktu liat tekad temenku yang mau jadi penulis aku jadi mau nyoba eh malah keterusan. Semoga kita bisa di pertemukan di cerita yang saya buat selanjutnya.
Ayo mampir.
Salam sharkyang dari Pissa☃
KAMU SEDANG MEMBACA
For our Brother✔
Teen FictionDi Larang Plagiat❗. Melody itu?...... Ah.... gue jadi rindu sama tu bocah. Dia.. yang selalu tersenyum sehangat mentari Tetap tegar di ganasnya takdir yang ia lalui Walau begitu, dia tetap ceria sehingga tak tahu Bahwa kemungkinan terburuk sedan...