Cerita||21🍋

927 113 25
                                    

Happy reading guys💚.
Jangan lupa tinggalkan jejak🐹.
*
*
*
*
*
*

"Memaafkan tapi jangan melupakan, atau kau akan tersakiti lagi. Memaafkan mengubah pandangan, melupakan menghapus pelajar"
~Paulo Coelho~

************
"Arr gue duluan ya ke Masjid, oh iya bang nanti suruh Arrav minum obat yang di atas nakas gue pamit baybay"

Arsha menjawab iya lalu membiarkan Evan pergi melirik arloji mahal di pergelangan tangannya lalu beralih menatap Arrav yang tampak malas-malasan memakan buburnya.

"Mau langsung pulang?" Arrav sepontan menggeleng rugi dong ia bangun pagi bersiap kesekolah tapi ujung-ujung nya tidak belajar setidaknya ada dua mata pelajaran lagi pikirnya agar otaknya nggak bodoh seperti para manusia yang merundungnya tadi.

"Maag kamu kambuh makanya tadi pagi muntah-muntah, bandel sih tadi malam telat makan" Kini gantian Arsha yang mengomel setelah melihat obat yang di berikan sang Dokter UKS, Arsha tahu karena ia juga dulu sering mengonsumsi obat tersebut karena mendahulukan kopi dulu dari pada nasi yang menyebabkan Arka murka bukan main.

"Arrav mau shalat dzuhur dulu baru ke kelas" Ucapnya sambil mengunyah obat yang di berikan Arsha padanya.

"Iya, kuat jalan nggak? Apa mau abang gendong?" Dirinya tertawa melihat Arrav terlihat kesal yang malah jatuhnya lucu.

Tangan Arsha terulur merapikan kerah kemeja Arrav yang sedikit berantakan, Arrav baru sadar pakaiannya sudah berganti memang ia punya pakaian cadangan di loker dan yang tau sandi lokernya adalah Evan dan Ori jadi yang mengganti bajunya Evan mengingat Ori sedari tadi hilang bak di telan Titanoboa.

"Pulang sekolah kamu tunggu di kelas biar abang yang jemput"

Arrav hanya mengiyakan saja mereka habis menunaikan kewajiban sebagai mana mestinya.

"Bang pulang sekolah nyari Alien ya?"

Arsha mengernyit bingung Alien?apa tadi ia salah memberi adiknya obat sehingga sekarang Arrav berbicara yang tidak-tidak.

"Nglantur.. Mana ada Alien jaman sekarang, yang ada makhluk ganteng"

Arrav menaikkan sebelah alisnya bingung otaknya masih berpikir lama. "Siapa?"tanya nya penasaran.

" Ya abang dong"bangganya menepuk dada sendiri membuat Arrav mendelik percaya diri sekali abangnya yang satu ini ia pikir Artha lah yang paling percaya diri rupanya masih ada Arsha.

"Aneh.. " Guman Arrav pelan yang masih dapat di dengar Arsha, tangan Arsha memiting pelan leher adiknya pelan loh santuy.

"AAA.. ampun bang Sha bau ketek..! "

"Apa? Ngomong apa tadi?!" Oh senang sekali hatinya melihat Arrav memohon pada dirinya seperti pertama kali ia dan Kin menemukan si Emeng-kucing gebrot yang sekarang merangkap menjadi peliharaan Kin dan jangan lupakan malasnya mengalahkan beruang hibernasi.

Dalam tawa kecil Arsha, Arrav menatap manik hijau sang kakak dapat ia tangkap kesedihan mendalam di dalamnya Arrav menunduk merasa bersalah atas semua ini.

"Bang Sha maafin Arrav ya.. Gara-gara Arrav tente Mey pergi.. " Arsha terdiam menatap wajah sendu adiknya tangannya berganti menjadi rangkulan hangat membuat Arrav mengangkat kepala memandang wajah serta senyum tulus kakaknya.

For our Brother✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang