Tujuh dari n

2.2K 297 27
                                    

 (7/n)


    Hampir semua orang pasti setuju kalau komunikasi yang baik adalah kunci penting dalam sebuah pernikahan. Bahkan sebetulnya bukan cuma pernikahan, tapi segala bentuk hubungan.

   Gira setuju sepenuhnya dengan anggapan itu. Komunikasi adalah jembatan untuk menghubungkan satu pihak dengan pihak yang lain. Komunikasi adalah jalan agar apa yang kita proses di dalam diri kita bisa dipahami orang lain dan sebaliknya, kita bisa memahami apa yang diproses orang lain di dalam diri mereka. Itu mengapa pernikahan membutuhkan komunikasi yang baik dalam segala situasi. Mau situasinya lagi gembira, lagi marah, jengkel, maupun sedih, pasangan harus bisa berkomunikasi dengan baik buat menjaga rel pernikahan mereka. 

  Selama ini Gira sih merasa komunikasinya dengan Benya sudah termasuk kategori baik. Baik dalam artian frekuensinya teratur dan intensitasnya cukup. Mungkin so so lah sebutan gaulnya. Di atas rata-rata baik, tapi juga nggak baik-baik amat buat jadi teladan.

   Ya pada dasarnya pernikahan mereka memang nggak pantas saja buat dijadikan teladan. Pernikahan yang nggak dilandasi rasa cinta, mana pantas buat jadi teladan baik coba?

   Ya walaupun cinta juga bukan segalanya dalam pernikahan, tapi seenggaknya kalau dimulai dengan cinta kan ke depannya mereka enak kalau lagi dilanda gonjang-ganjing. Tinggal saling mengingatkan apa alasan dulu mau menikah dan hidup bareng. Luluh, pasti.

  Seperti tahun ke tujuh pernikahan Tira dan Wendy tiga tahun lalu. Singkat cerita Tira kepergok Wendy saat jalan sama salah satu wanita yang diberikan kliennya. Tira sendiri mengakui memang hampir main serong dengan wanita itu. Ya mau bagaimana lagi, sudah kepergok, ditambah si wanitanya terlanjur mengungkap kelakuan kemaki Tira. Jadi lah ribut besar rumah tangga mereka. Kedua keluarga besar sampai terlibat berseteru, lingkar teman keduanya pun nggak luput terseret keributan itu. Ibaratnya sampai genteng rumah aja ikut bubrah karena keributan mereka saat itu.

    Wendy keras minta pisah dan bawa anak-anak keluar rumah, tapi Tira nggak berhenti bujuk Wendy buat bertahan. Tira terus ngingetin Wendy sama tahun-tahun pertama pernikahan mereka, tahun-tahun mereka pacaran dan penuh rasa cinta. Gira saksi hidup kegigihan Tira meyakinkan Wendy dengan masa-masa itu. Ajaibnya, itu bekerja. Sampai akhirnya mereka bisa make up situasinya bareng-bareng. Dan akhirnya, mereka bisa berdamai walau Wendy jadi punya skeptisitas yang lebih tinggi dari sebelumnya dan Tira harus jadi lelaki super lurus agar tidak terjadi lagi kejadian tiga tahun lalu. Pada akhirnya itu jadi hubungan bersyarat, bukan murni rasa lagi, ya memang.

    Ya cinta emang nggak akan permanen dalam pernikahan, tapi kalau pernikahan berangkatnya dari rasa berbunga-bunga itu, setidaknya pondasi komitmen pernikahan mereka juga punya banyak akar yang menguatkan. Ada angin kencang mereka masih bisa berdiri. Mungkin sempat doyong kanan-kiri, tapi kalau angin udah lewat, ya tegak lagi mereka.

   Tapi pernikahan Gira dan Benya tidak seperti itu. Delapan tahun lalu Gira bukan pria yang Benya cintai, apalagi ingin ia jadikan suami. Kehamilan yang memaksa Benya menerima pinangan teman dekatnya itu dan mengharuskan ia memutus hubungan dengan pria yang ia cintai saat itu, pria yang menghamilinya namun tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya.

   Gira sudah berteman dengan Benya lebih dari tujuh tahun saat ia mengambil keputusan nekat itu. Menikahi wanita yang hamil dengan pria lain sebenarnya agak gila di kepalanya, tapi toh itu terjadi. Bahkan pernikahannya bertahan hingga saat ini. Ya, berkat usaha mereka berdua juga. Karena meskipun nggak saling cinta, Gira dan Benya selalu berusaha biar pernikahan mereka tetap bekerja. Salah satunya dengan komunikasi sebaik mungkin. Ya.

    Komunikasi baik yang sudah terbangun delapan tahun lamanya, mana mungkin hanyut ke sungai begitu saja kan? Ya, nggak mungkin.

    Jadi kecanggungan Gira ini mungkin hanya efek kekagetannya karena Benya tiba-tiba datang tanpa memberitahunya lebih dulu saja. Bukan karena ada yang salah dengan komunikasi mereka, cuma karena sedikit shocked.

N?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang