16
Benya tak tau sampai kapan dia akan bertahan nggak menangis sementara Gira di balik tubuhnya terus memeluknya dan menciumi rambut kepalanya. Dia tidak berani menatap mata suaminya sejak kata-kata yang selama ini berjubal di benaknya keluar dengan emosi yang nggak bisa dia kontrol. Sebab Benya nggak cuma marah, tapi juga sedih.
Benya ditampar ingatannya begitu berhasil menyudutkan Gira beberapa jam lalu. Membuatnya tak lagi mengharapkan bisa bicara. Semua yang dia ucapkan sendiri benar, tapi seharusnya dia tidak berharap Gira bertanggung jawab dengan semua yang dia rasakan, tersinggung, malu, kecewa, marah, karena pada kenyataannya bukan Gira penyebab semua itu tapi orang-orang lain. Orang lain yang ada di sekitar mereka dan selama ini sudah menilai pernikahan mereka luar dan dalam.
Tunggu bentar,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tunggu 3 bulan lagi deng. Wkwkw.

KAMU SEDANG MEMBACA
N?
General FictionGIRA-BENYA [ON GOING] Kalau cuma untuk menikah, itu gampang. Menjalani pernikahan itu yang sulit, apalagi kalau kita cuma menggampangkan. Peringatan : 1. Banyak kata-kata kasar 2. Kata-kata vulgar 3. Perselingkuhan 4. Banyak bahasa Jawa tanpa terj...