Sebelas dari n

1.7K 235 57
                                    

 (11/n)


  Kebetulan Gira membeli sikat gigi di Indomaret yang sama dengan Mbak Aul pergi. Mereka saling menyapa dengan tawa saat Gira membuka pintu dan Mbak Aul sedang mengantre di kasir yang letaknya di depan pintu masuk. Di depan Mbak Aul ada satu pembeli yang sedang dilayani kasir, jadi ia bisa cukup lama memerhatikan Gira.

    "Udah, Yu?" Gira bertanya sambil mendekati Mbak Aul. Bukan sengaja mendekati Mbak Aul sebenarnya, ia memang harus melewati punggung Mbak Aul yang berdiri lurus dengan pintu masuk untuk sampai ke rak sikat gigi dan kawan-kawannya. Selain itu juga karena Mbak Aul masih menatapnya dan seolah menantikan interaksi lain. Jadi pasti aneh kalau ia tidak mengucap sesuatu.

   "Iya, cuma ambil sunlight kok, oh, sama ini. Udah tinggal bayar sama beli pulsa." Mbak Aul berdeham saat pandangan Gira tertuju pada sunlight dan satu merk pembalut yang ia pegang dan itu berhasil membuat pria itu langsung menaikkan pandangannya. "Beli apa, Ra?" tanya Mbak Aul kemudian.

    "Oh, ini. Sikat gigi buat Benya." Mbak Aul manggut-manggut dan setelah itu membiarkan Gira lewat di belakangnya.

   Gira mengambil satu sikat gigi merk Oral-B yang langsung terlihat matanya begitu ia melangkah di antara rak berbagai sabun dan perintilan kamar mandi. Karena tujuannya memang cuma sikat gigi, ia langsung menuju kasir begitu benda itu sudah di tangan. Terlihat Mbak Aul sudah ada di depan kasir dan di belakangnya seorang ibu dengan dua keranjang minyak goreng dan satu keranjang mie instan mengantre.

   "Sini barengin aja, Ra!" ujar Mbak Aul menawarkan ketika belanjaannya sudah selesai dihitung.

   Gira izin melewati ibu di depannya. Dengan kurang ikhlas ibu itu membiarkan Gira menyejajari Mbak Aul di depan kasir.

   "Ada yang lain, Mas?" tanya kasir ketika Gira menaruh sikat di meja kasir

   "Marlboro merah, Mbak, yang isi 20, itu aja," pinta Gira.

   Kasir mengambilkan rokok yang Gira sebut, kemudian kembali ke hadapan keduanya dengan bertanya, "Mau pulsanya sekalian?" Gira menggeleng. "Ini dipisah atau jadi satu kantong?"

   Gira tersenyum. "Pisah."

   "Kalau digabung nanti tetangga kita heboh, Mbak," canda Mbak Aul mengundang tawa si kasir dan juga Gira.

   "Ada kartu membernya?" tanya si kasir lagi saat menghitung total harga sikat gigi dan rokok Gira. Gira kembali menggeleng. Kartu member Indomaret wujudnya bagimana saja Gira tidak tau. "Jadi," Gira sudah ancang-ancang dengan membuka dompet dan siap mengeluarkan lembar-lembar uang di dalamnya, begitu juga Mbak Aul sudah menyiapkan uangnya, "totalnya Rp135.200."

   "Pakai ini aja, Yu." Gira mengeluarkan selembar seratus ribuan dan selembar lima puluh ribuan. "Nggak ada uang pas, adanya itu," katanya pula sebelum kasir kembali memberi pertanyaan.

   Saat itu padahal Mbak Aul juga mengulurkan uang yang sama, malah lebih dulu, tapi entah kenapa si kasir menerima uang Gira. Mereka bertiga jadi saling tersenyum.

   "Uangnya Rp150.000, ya, Mas. Kembalinya Rp14.800." Gira menerima uang kembalian dari kasir dan mengambil kresek belanjanya sekaligus. "Terimakasih sudah belanja di Indomaret Prawirotaman."

   "Sama-sama. Mari, Mbak," ujar Gira dan Mbak Aul barengan.

    Gira melangkah lebih dulu untuk membuka pintu. Tidak langsung keluar, ia menahan pintu dan menyilakan Mbak Aul keluar duluan.

   "Nih, Ra." Mbak Aul mengulurkan uang seratus ribuan kepada Gira sebelum mereka naik ke motor masing-masing yang mana terparkir bersebelahan.

    "Bawa aja, Mbak. Beneran, bawa aja," tolak Gira sungguh-sungguh dan naik ke motor cepat-cepat, menghindari uang itu seolah itu uang suap.

N?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang