Dua dari n

4.2K 426 22
                                    

(2/n)

     Mengenal sudah sejak tingkat satu SMP, dekat seperti saudara selama duduk di bangku SMA, delapan tahun seselah itu duduk bersama di depan penghulu dan keluarga, Gira mengucap ijab kabul, dan mereka sah menjadi suami-istri.

    Pernikahan mereka sesimpel itu, dari awal.

    Benya tersenyum sinis.

    Pernikahan ya?

    Terus terang, Benya tidak pernah membicarakan itu secara mendalam. Sepertinya memang tidak banyak orang yang membicarakan pernikahan secara mendalam kan, sampai ke tahap filosofis begitu. Kurang pekerjaan banget itu. Mungkin kalau membicarakan bagaimana keuangan rumah tangga, bagaimana hubungan dengan mertua, digunjing apa sama tetanggamu, itu sering. Tapi mendalam ... tidak, tidak ingin.

    Kalau sebatas membicarakan pernikahannya dengan Gira, well, pernikahannya masih ada sampai sekarang. Mereka memang memutuskan untuk tinggal di berbeda kota dan jarang bertemu, namun mereka masih suami-istri.

    Karena bisnis masing-masing, alasan yang dipakai jika ada orang yang bertanya. Clothing store miliknya berkembang di Semarang sementara bengkel milik Gira sudah terkenal dan besar di Jogja, mereka sama-sama tidak ingin mengorbankan apa yang mereka miliki. Biasanya mereka yang bertanya akan langsung memasang wajah kontra dan mencibir. Egois, mereka pikir, masa enggak ada yang mau berkorban buat pernikahan?

    Benya cuma akan tertawa di dalam hati. Belum tau saja mereka alasan yang sebenarnya. Jauh lebih egois.

    Sudah berjalan hampir lima tahun mereka seolah hidup sendiri-sendiri seperti ini dan semuanya semakin biasa.

    Apa artinya? Adaptasi mereka berhasil kah? Atau sebenarnya mereka malah makin jauh dari rel yang seharusnya?

     She doesn't know the answer. Actually, she doesn't mind too much about it tho.

    Benya cuma lebih suka menjalani dengan cara ini.









***

A/N : Terengtereeeeeng. Masih abu kan, makanya jangan baca sekarang ....

N?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang