Dua puluh lima dari n

1.3K 227 117
                                    

Masih kuat nggak?







25/n


   Ade sudah mengira Benya nggak sepenuhnya seperti yang selalu teman-temannya bicarakan, perempuan nakal, perempuan yang santai dengan pria yang ingin mendekatinya, perempuan yang membiarkan pria perhatian dan tertarik padanya. Namun, nggak bisa ditampik, setelah beberapa bulan mengenal Benya, Ade melihat ada beberapa tingkah Benya yang memang berpotensi membenarkan anggapan itu—kecuali perempuan nakal, Ade masih nggak melihat Benya seperti itu.

   Benya mudah tersipu dibalik wajahnya yang sering tampak berang, entah kegemaran atau alami, itu jadi candu buat Ade. Wanita itu juga menerima perhatian Ade terus menerus seolah selalu lupa kalau dirinya seorang istri yang bersuami. Kemudian saat bicara padanya, wanita itu bisa jadi sangat manja dan menuntut perasaannya. Dari semua itu, Ade yakin hampir nol kemungkinan Benya nggak menganggapnya spesial. Dari semua itu, nggak bisa dipungkiri dapat membuktikan beberapa sangkaan teman-temannya kalau Benya santai dengan pria yang ingin mendekatinya dan Benya membiarkan para pria perhatian dan tertarik padanya.

   Ade satu-satunya yang pernah diberitahu Boing kalau Gira pernah memergoki Benya dengan pria lain. Hendro juga pernah melihat Benya dengan mantan pacar wanita itu di sebuah mall di Semarang. Hendro hanya bercerita padanya dan Yehuda karena berpikir hanya dia dan Yehuda yang bisa menyimpan rahasia. Sebab sebenarnya Hendro sendiri takut kalau harus menjadi saksi dan pengungkap sumber kehancuran rumah tangga temannya. Ada pula beberapa selentingan lain yang menghembuskan hal sama, Benya jalan dengan pria lain. Ade mempercayai beberapa yang dia dengar. Dan dia juga percaya ada alasan mengapa Benya sampai berselingkuh. Sekarang, sedikit demi sedikit dia bisa mengerti alasan itu.

   Selingkuh adalah pengkhianatan, Ade menyadari itu dan nggak menampiknya hanya karena dia juga sedang melakukannya saat ini dan enggan merasa bersalah. Siapa yang salah adalah yang berkhianat, tapi nggak menutup kemungkinan siapa yang dikhianati pun bisa menjadi alasan selingkuh itu terjadi.

  Ade nggak menyalahkan Gira, tapi setelah banyak mendengar cerita dari Benya, dia juga bisa mengerti mengapa Benya mudah menerima pria lain—keberadaan dan perhatian pria lain. Okay, pasti akan sulit bagi Ade untuk bertanya di sini dan orang yang membaca mau menerima pertanyaannya karena dia pun pelaku selingkuh. Pasti dia hanya akan dikatai membela diri dan seolah ingin menarik simpati orang kepada Benya saja, dan akhirnya memaklumi tindakan mereka. Tapi dia nggak akan urung bertanya hanya karena nggak ada orang yang mau menerima pertanyaan ini.

   Kalau Gira juga bersalah di pernikahannya dan terbukti Gira nggak berlaku semestinya di pernikahannya hingga Benya merasa dirinya nggak berarti apapun begitupun pernikahan mereka di mata Gira, apa Gira tetap nggak bisa dikatakan bersalah karena Benya berselingkuh darinya?

   Lalu apa Gira sungguh menikahi Benya hanya karena orang tua wanita itu? Dari awal hingga saat ini apa perasaan Gira nggak berubah? Karena kalau betul, masuk akal kenapa dia begitu nggak peduli pada Benya sampai Benya merasa dirinya nggak berarti sebagai istri.

   Benya nggak mengatakan perasaan itu terus terang, perempuan itu tertutup jika menyangkut perasaannya yang dalam, tapi itu terbukti di setiap kalimat pesimisnya yang kadang terlontar kalau sudah menyoal Gira.

   Suatu Minggu mereka bertukar pesan. Ade bertanya hal reguler yang sudah beberapa kali pernah ia tanyakan sebelumnya. Nggak pulang Jogja?

  Jawaban Benya saat itu. Rumah Malioboro lagi dibenerin gentengnya. Rumah di Prawirotaman kan kalian pake ngumpul. Nggak mau ganggu acara Gira.

  Benya selalu menempatkan dirinya seolah dia nomor dua bagi Gira dan yang nomor satu adalah teman-teman Gira, termasuk dirinya. Sayangnya, Ade bisa melihat itu memang ada benarnya.

N?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang