36. Back To Indonesia

268 79 59
                                    

😆Jangan lupa vote & komen😆

.
.

------------------ Happy reading ------------------

Sekarang Sehun menyamankan duduknya di kursi mobil, pinggangnya tak terlalu penat seperti waktu itu, karena di dalam pesawat tadi ia bisa rebahan cantik.

Ia kira tentang business class kemarin adalah omong kosong belaka, ternyata business class kemarin benar adanya.

"Mamang, Bibi, masuk dulu. Kita makan bareng!" ajak Allesa kala ia mengeluarkan kopernya dari bagasi.

"Aaa boleh Non boleh," ucap bi Inah antusias.

Sehun yang baru saja keluar dari mobil langsung menatap tajam bi Inah. Gagal sudah niatnya untuk bermanja-manja pada Allesa.

Allesa membuka pintu rumahnya yang sudah tak terkunci. Diikuti Sehun, Mamang dan bi Inah, mereka memasuki rumah yang masih gelap itu.

Allesa menyalakan lampu setelah menekan saklar disana, lalu mereka berkumpul di sofa ruang tamu hanya untuk bersantai. Sembari membuka kopernya, Allesa mengeluarkan beberapa makanan instan kemasan dari sana.

Mereka berbincang sebentar, Sehun yang kelelahan memilih untuk membaringkan tubuhnya di sofa panjang itu.

Setelah merehatkan tubuhnya sebentar, Allesa bangkit dari sana membawa beberapa makanan kemasan itu di tangannya.

"Mau masak ya Non? Bi Inah ikut!"

Ucap bi Inah lalu berlari menghampiri Allesa yang tak jauh darinya. Keduanya menuju dapur untuk memasak sesuatu disana.

"Kita masak apa non?" tanya bi Inah kala keduanya sudah berada di dapur.

Allesa memperlihatkan 5 bungkus makanan kemasan itu pada bi Inah, lalu ia menyiapkan peralatan yang diperlukan dan menyalakan kompor.

"Ini namanya Tteokbokki, bisa dibilang topokki juga sih. Bibi pernah makan?" tanya Allesa disela kegiatannya.

Bibi menggeleng tanda tak pernah memakan makanan itu, bahkan nama makanan itu sangat asing di telinganya. Jangankan memakan, tau makanan itu ada di dunia aja enggak.

Allesa terkekeh kecil, lalu ia berkata. "Nah kalo gitu, nanti bibi makan, biar bibi tau gimana rasanya. Tenang aja ini halal ko," ucap Allesa lalu menunjukkan label masjid berwarna putih dengan garis berwarna hijau disana.

Bi Inah mengangguk, lalu ia memilih menyiapkan piring dan lainnya untuk membantu.

Tak berapa lama, tteokbokki yang Allesa masak telah matang, hidangan Itupun sudah berada dalam mangkuk siapa untuk dimakan.

"MAMANG, ADEN. MAKANANNYA UDAH SIAAP!" teriakan bi Inah membuat telinga Allesa pengang, bahkan gadis itu sampai menutup telinganya demi menghalau suara yang datang.

Bi Inah terkekeh tak berdosa ketika melihat Allesa yang menutup telinganya disana.

"Yampun Nah, suara toa mu kedengaran satu RT Nah!" ucap Mamang kala masuk ke dapur.

Lagi-lagi bi Inah terkekeh, lalu wanita gembul itu mencuci tangannya ke wastafel disana. Allesa duduk di samping Sehun, terlihat sekali kalau lelaki itu kelelahan.

"Ini cara nyendoknya gimana?" tanya Mamang bingung menggunakan sumpit di atas mangkuknya.

Allesa menepuk jidatnya, ia lupa meletakkan sendok disana. Ia berdiri mengambil sendok, lalu ia memberikan 2 sendok pada bi Inah dan Mamang.

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang