9. Bohong

621 172 126
                                    

Janlupa Voment yaa

.
.

---------------Happy Reading---------------
 

1 minggu sudah Allesa bersekolah disekolah barunya tepatnya hari ini adalah hari sabtu, yapss karena ini sekolah elit, jadi sabtu ga liburr.

Hari ini Allesa sedikit telat karna 5 menit lagi bel akan berbunyi, Allesa berjalan terburu buru masuk ke area sekolah setelah ia memarkirna mobil nya.

Ia lihat siswa(i) di lantai 1 koridor bahasa kebanyakan dari mereka tertawa, entah karena apa, tapi karena Allesa bukan tipe orang yang kepoan, jadi ia tidak ingin tahu lebih jauh, lagian dia kan masih murid baru, jadi lebih baik ia tidak SKSD.

Allesa terus melanjutkan langkahnya dengan sedikit terburu buru, ketika ia hendak menaiki tangga, pria berhoodie hitam tanpa tas dipunggung nya lewat sambil di tertawakan remeh oleh sekitar, pantesan aja dari tadi banyak orang ketawa ga jelas, kyk orgil ajah...

Saat di lantai 3 sekolah, di depan tangga pria berhoodie tadi berhenti, Allesa yang sedari tadi di belakang pria itu juga ikut berhenti, ia mendengar orang di depan pria itu mengeluarkan kata-kata yang tentu saja sangat menyakitkan hati, Allesa yang dengar aja sedih apalagi pria itu, dan sekarang Allesa tau siapa pria berhoodie tadi, dia adalah Jovan, yaps Aljovan Maximillem.

Allesa melanjutkan langkahnya menaiki tangga, ia lihat Jovan berjalan dengan menunduk, sepertinya ia menahan amarahnya, pikir Allesa.

Jovan berjalan menunduk, ia malu untuk menampakkan wajahnya kepada sekitar, ingin sekali ia marah pada orang² yang menganggap nya sudah gila, tapi apa boleh buat, jika melawan pun ia tak bisa.

Saat berjalan, Jovan merasa ada yang meraih tangan nya, menggenggam nya kuat tapi terasa lembut. Entah lah, ini nyata atau halusinasi tapi, ia merasakan nya.

Ia menatap kesamping, ternyata benar, tangannya sedang digenggam seseorang, ia mencoba menatap ke atas untuk melihat siapa yang sudah berani menggenggam tangannya.

Allesa, ya Allesa. Perempuan itu yang sedang menggenggam telapak tangan Jovan dengan jemari Lembutnya, ia terlihat don't care pada sekitar sambil memainkan handphone nya di tangan kirinya.

Merasa sedang ditatap seseorang, Allesa memalingkan wajah nya ke samping kanan, dilihatnya Jovan sedang menatap nya datar. Allesa tersenyum manis pada Jovan lalu kembali pada handphone nya tanpa melepaskan tautan tangannya.

Jovan merasa sedikit aneh ketika Allesa tersenyum, darahnya berdesir hangat, ia juga ingin membalas senyuman tadi, seperti ada euphoria dihati nya. Ia menatap Allesa disamping nya, berjalan sambil memainkan handphone dengan wajah tanpa senyum tidak seperti biasanya. Terlihat sangat menarik, ditambah wajah nya yang cool menambah kesan tersendiri padanya.

Jovan dan Allesa, sekarang mereka menjadi pusat perhatian di koridor IPA, tatapan penuh tak percaya ditujukan pada mereka, mungkin untuk sekarang, tatapan jijik untuk Jovan hilang terlebih dahulu untuk sesaat dan digantikan tatapan ketidak percayaan.

"eh Sa, mau aja sih lo pegangan tangan sama orang gila, ikhh banget~ pasti tangan nya Jovan banyak kuman. Yakan hahha" Allesa berhenti dan mengalihkan Atensi nya saat ada beberapa siswa menghampiri nya dan Jovan, mengatakan kata kata pedas dan di akhiri tawaan.

"Allesa udah pakai hand sanitizer ko, nanti pas dikelas Allesa pakai lagi deh, oh iya nanti sekalian Jovan Allesa pake in juga deh, biar ga ada kuman" ucap Allesa sambil tersenyum, lalu menatap Jovan disamping nya. Dilihat orang sekitar terkekeh karena ucapan Allesa yang berhasil membuat wanita² itu tersulut emosi.

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang