44. Bazar Sekolah

194 65 43
                                    

Jangan lupa kasih bintang
dan berikan komentar


------------Happy Reading------------

Setelah menjalani terapi beberapa jam yang lalu, merehatkan tubuh adalah cara terbaik untuk nya sekarang ini. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan fressh dan sudah mengenakan pakaian, Allesa menjatuhkan bokongnya di atas kasur. Mendiamkan sebentar dirinya dalam keheningan kamar.

Hal yang ia lihat sekarang adalah balkon. Bukan saja karena balkon berada tepat di depan kasur, pemandangan langit yang mulai orange juga turut ikut andil bagian atas alasan mengapa ia menatap kesana.

Bagai jailangkung yang datang tak dijemput, memori lama tentang waktu itu, ia dan Jovan menghabiskan sepertiga malam di sofa sana singgah begitu saja.

Mengingat bagaimana jengkel nya ia kala dibangunkan lalu disuruh menemani tidur diluar, mengingat bagaimana jengkel nya ia waktu itu kala disuruh mencari wadah minum bayi. Dan mengingat bagaimana ia mencoba lebih sabar kala Jovan bertingkah layaknya anak kecil ....

Huhf, ayolah, itu kenangan lama. Bahkan lelaki itu tak pernah injakan kaki di rumah ini lagi sejak tiga hari yang lalu. Tepatnya setelah pertengkaran malam itu terjadi.

Menggelengkan kepala 'tuk halau pikirannya, Allesa beranjak berdiri, lalu menaiki kasur 'tuk sampai di kepala ranjang demi sandarkan punggung di sana. Yang ia inginkan sekarang hanyalah mendiamkan diri, melupakan sejenak urusan dan masalah yang ia hadapi, juga tak ingin mengingat kenangan lagi. Tolong, untuk kali ini saja.

Sayang nya, manusia hanya bisa berencana. Ia termenung lagi, dan sayang nya ia merenungi kebiasaan yang hilang darinya. Kebiasaan kecil yang sangat kentara juga kebiasaan sederhana yang begitu bermakna.

Hingga lamunan, renungan, dan pikiran nya buyar kala bunyi notifikasi beruntun masuk di smartphone-nya. Itu lebih bagus, daripada terus mengingat kenangan manis yang terasa menyakitkan(?)

Belum sempat membuka semua pesan itu, panggilan masuk dari orang yang sama dengan pengirim pesan beruntun tadi. Hesul my best freind's, begitulah nama yang tertera dilayar smartphone Allesa.

"Iya, kenapa, Sul?" tanya Allesa sambil membenarkan posisi duduknya.

"Kamu udah siap belum?" tanya Hesul terdengar santai(?)

Kening Allesa mengerut, seingatnya, setelah terapi yang berakhir 2 jam yang lalu, tak ada lagi jadwal atau janji untuk bertemu. "Belum siap? Emang kita mau kemana?"

"loh? Habis terapi berjam-jam yang lalu kemana aja jadi ga buka handphone?"

Allesa menautkan kening untuk mengingat aktivitasnya sesudah terapi tadi. 3 detik berlalu, hingga ia katakan apa saja yang ia lakukan setelah terapi. "Abis dari tempat terapi Allesa ... Allesa ke kafe! Allesa makan di sana! Terus Allesa pulang, nyuci baju, habis itu mandi."

"Okey, gua anggep lu ga buka hp. 40 menit lagi, Bazar sekolah dimulai. Jadi lu cepet-cepet gih ganti baju. Pake baju kaya seragam sekolah, tapi bukan seragam sekolah. Kaya seragam sekolah yang cuman dipakai 2 kali setahun itu loh ... Ngerti ga sih maksud gua apa?"

"Pake rok kaya rok sekolah, atasan kemeja putih, terus pake jas, gitu kan?"

"Waw, pinter lu ternyata." terdengar kekehan kecil dari sebrang sana. "Bagus-Bagus, pake rok item, sama jas item, ya? Biar couple an gitu ...." lanjut Hesul

"Okey."

"Lu siap-siap gih selagi gua otw." suruh Hesul.

"Okey, Allesa tutup yau, dah ...."

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang