48. My Appa is coming

286 68 54
                                    

Heyo gees! Lama banget ga ketemu
Berhari-hari yekeen

Part kali ini panjang banget
Semoga kalian suka dan ga bosen
Amiinn


---------------- Happy Reading -----------------

Ting nong! Ting nong!

Allesa yang tengah membaca novel psycho-romance di balkon terdiam, ia tatap jam smartphone di samping nya. 16:14, siapa kira-kira yang datang.

Allesa bangkit, lalu berlari keluar kamar begitu bel kembali berbunyi. Allesa berlari menuruni tangga, lalu membuka pintu. Dan tada~ pria berjas hitam berada di depan pintu dengan beberapa paper bag ditangannya.

Allesa tersenyum, bisa-bisanya ia lupa jika ayah-nya akan datang hari ini. Ia memeluk ayah-nya begitu pria yang umurnya menginjak kepala lima itu merentangkan tangan. Walau bagaimanapun, dia tetaplah ayahnya. 

Begitu pelukan dilepas, Allesa baru sadar jika disamping tak jauh dari ayah-nya berdiri, Kim Jun-Myeon, teman bela dirinya dulu ada disini.

"Jun-Myeon," Ucap Allesa kaget. "Annyeong." Sapanya lalu membungkut tanda hormat.

Jun-Myeon ikut membungkuk, begitulah cara di negara mereka memberi salam atau hormat.

"Kita ga disuruh masuk nih, Sa?" Tanya Jinwoo---Ayah Allesa---yang mulai lelah terus berdiri.

Akh, ya ampun. Allesa menepuk jidat lalu terkekeh karena lupa. Ia membuka lebar sebelah pintu utama, lalu menyuruh ayah dan temannya masuk ke dalam.

"Bentar," Ucap Allesa begitu keduanya duduk di sofa tamu.

Ia berlari kecil menuju dapur, lalu mengambil minuman bersoda didalam kulkas, juga mengambil berbagai snack ukuran besar dalam lemari.

Mengambil dua cangkir untuk teh hangat yang akan ia buat, Allesa menyiapkan nampan untuk mempermudah. Hanya itu yang bisa ia hidangkan untuk ayah-nya dan Jun-Myeon, sebab ia lupa jika mereka akan datang hari ini.

"Arraseo, Appa. Allesa lupa nyiapin makanan buat kalian berdua. Habisnya, Allesa lupa sih kalian bakalan datang." Meletakkan nampan diatas meja, Allesa duduk disalah satu single sofa sambil terkekeh.

"Gapapa, ya 'kan Pah, ya?" Jun-Myeon menyahut lalu terkekeh. Tak malu-malu, tangannya lantas mengambil sebungkus snack rasa rumput laut diatas nampan, tanpa ba-bi-bu ia segera membuka bungkusannya.

"Em, daebak!" Jun-Myeon terkejut dengan rasa keripik itu. Akh, ia lupa, harus nya ia tak meragukan cita rasa Indonesia.

"Enak 'kan Myeon? Makanan Indonesia mah emang gitu, rasanya kaya masakan diresto bintang lima. Apalagi masakan mendian mamah Allesa dulu, beh, ga tertandingi lah!" Jinwoo memanjangkan tangan, meminta keripik yang dimakan Jun-Myeon.

Ngomong-ngomong tentang mamah, Allesa jadi menundukkan kepalanya sebab rindu. Yang Ayah-nya katakan benar, mendiang mamah Allesa hebat dalam memasak. Hidangan yang beliau buat selalu sukses membuat Allesa, Jinsoo, dan Jinwoo kagum karena citarasa-nya yang benar-benar tak dapat dijabarkan melalui kata-kata.

Terlebih nasi uduk yang beliau buat. Akh, Allesa jadi merindukan mamah dan makanan buatan mamahnya.

"Allesa-ya," Panggil Jinwoo membuat Allesa mendongak.

"Sebenarnya Papa kesini mau kenalin kamu sama Jun-Myeon," Ucap Jinwoo membuat kening Allesa mengerut.

Allesa tak paham, kenapa ia harus dikenalkan dengan Jun-Myeon lagi, padahal 'kan ia sudah kenal. Allesa menatap Jun-Myeon, ia dapati Jun-Myeon menatap malu-malu padanya. Apa ini?

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang