¡ Janlupa Voment yaa ¡
.
.------------------ Happy Reading ------------------
Allesa keluar dari mobil nya setelah pulang sekolah, ia menutup pagar rumah dan masuk kerumahnya yang damai. Bukan damai, tapi lebih tepatnya sunyi, dirumah besarnya ia tinggal sendirian tanpa ada keluarga atau pembantu. Ya, dia kesepian.
Ia membuka pintu utama, terlihat jelas foto keluarga bahagia yang terpampang di dinding putih bersih itu, setitik memori tentang keluarga bahagia itu singgah di kepalanya, membuat cairan kristal bening itu muncul memenuhi matanya, ia ingin keluarga itu bersama kembali namun itu tak mungkin, karena kenyataannya adalah, keluarga itu sudah hancur dan tak akan bisa disatukan kembali, kalau pun bisa maka akan tetap tidak sempurna. Bagai cermin yang pecah jika disatukan kembali tidak akan sempurna memantulkan bayangan.
Allesa menarik nafas dalam 'tuk tenangkan pikiran. Sebelum terlalu jauh berkelana di masa lalu, segera ia menyapu air matanya dan pergi dari sana.
Bohong jika ia kuat, ingatkan kembali jika ia kuat sampai sekarang maka itu hanya lah karena seseorang. Bohong jika ia selalu tersenyum karena bahagia, tolong ingatkan kembali kalau dibalik senyumnya tersimpan banyak luka yang memenuhi hati dan pikirannya.
Kehidupan ini sangat keras, menjalani dunia yang luas ini sangat sulit untuk gadis yang menginginkan kebahagiaan lebih, berharap ada seseorang yang mampu mengubah hidup nya, mampu membawa nya ke alur cerita nya lebih baik, dan mampu membuat nya sedikit merasa bahagia. Namun sayangnya, itu tidak akan mungkin terjadi, mengingat ia hidup dalam dunia nyata yang penuh cobaan, juga menjalani hidup sesuai takdir yang ditentukan Tuhan.
Ingat kan kembali kalau ia tidak hidup dalam dunia Orange yang keajaiban bisa saja terjadi.
Ia masuk ke kamar, melepas tas, sepatu, dan kaus kaki dan meletakkannya ditempat masing-masing.
Allesa duduk disisi kasur menatap diri dari pantulan cermin meja rias dihadapan nya. Ohh sial, dirinya terlihat sangat kacau akibat kesedihan ini, ia menghela nafas panjang mencoba menerima kenyataan yang mengecewakan.
Matanya beralih pada gambar disana, membuat kedua sisi bibirnya naik tersenyum. yang sangat ia sayangi di bingkai foto atas meja riasnya, ia berjalan ke sana mengambil frame fhoto tersebut, ditatapnya nanar seseorang itu dengan air mata yang sudah membendung di kelopak matanya.
"Ka, bagaimana kabar kaka disana, Soyaa yakin kau sedang bahagia bersama mamah, benarkan mah? Apa kalian tau, kehidupan ku sangat sulit ketika kalian tidak ada disamping ku, dunia ini sangat kejam untuk ku, aku tidak kuat disini. Kau tau mah, aku berusaha untuk selalu tersenyum seperti apa yang kau bilang terakhir kali. Dan kaka, aku belum bisa memenuhi janjiku, tapi tenang saja aku akan terus berusaha untuk memenuhi janji ku itu untuk mu" Allesa tersenyum getir, ia kembali meletakkan frame fhoto itu menyerka air matanya dan berlalu dari sana. Ia memutuskan mandi untuk mensegarkan tubuhnya dan mereliks kan pikiran nya.
---
Jovan masuk ke kamar nya tanpa ada hambatan, syukur lah dibawah tak ada ibu tirinya itu, jadi ia tidak perlu dipukuli atau sebagainya dahulu. Ia merebahkan tubuhnya dikasur king size miliknya setelah ia melepaskan tas nya.
Ia menyalakan AC nya menggunakan remot kontrol disamping nya, sejenak ia menutup matanya untuk merileks kan pikiran nya, ia menarik nafas nya dalam merasakan segarnya harum violet dari pengharum ruangan. Harum itu membuatnya teringat akan seorang wanita yang ia sayangi, kembali ia buka matanya lalu menoleh ke samping menatap fitur wanita dibingkai foto di samping cermin besar milik nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...