Allesa membuka matanya kala cahaya matahari itu menyilaukan nya, kapalanya pening, entahlah karena apa, mungkin karena tak ada makanan yang ia telan sejak kemarin sore.
Allesa rasa, matanya membengkak karena ia menangis semalam. Ia mengubah posisinya menjadi bersandar pada kepala ranjang. Mengamati pemandangan luar dari jendela besar yang sekaligus menjadi pintu menuju balkon kamarnya.
Sudah pagi ternyata, ia menatap jam dinding di atas televisi, jam 8 pagi. Itu berarti, ia pingsan sekalian tidur. Diluar pepohonan mengering, menandakan kalau sekarang adalah musim gugur. Kenapa dia baru menyadarinya? Bukannya kemarin saat didalam ia mobil melihat sekitar?
"Udah bangun ya..." suara itu menginterupsi pendengaran Allesa.
Allesa menoleh, ternyata Sehun yang datang. Oh iya, Allesa tak dapat menyangkal kalau kakeknya sudah meninggal. Mengingat sekarang Sehun memakai pakaian serba hitam, berarti hari ini hari pemakaman kakek.
Cup...
"Selamat pagi, sudah lebih baik?" tanya lelaki itu duduk disamping Allesa setelah mengecup pipi gadis itu.
Allesa hanya tersenyum, memberi Isyarat kalau ia sudah merasa baikan.
"Tar, Jovan ambilin makan–"
"Ga usah, Allesa mau mandi dulu," sela Allesa menarik tangan Jovan yang akan bangkit darisana.
"Oke, Jovan bakalan ambilin baju sama mamah mu." Jovan bangkit, lalu berjalan menuju pintu.
Allesa hanya tersenyum, mamah yang dimaksud Jovan adalah mamah tirinya. Tak mau berlama-lamaan, Allesa bangkit darisana, berjalan menuju kamar mandinya lalu melakukan aktivitas paginya itu.
...
Sehun keluar dari kamar Allesa, ia sudah meletakkan baju serba hitam itu. Karena masih ada yang di urus, ia turun kebawah untuk bantu-bantu. Walau ini bukan keluarganya, disini ia sangat nyaman, bahkan keluarga Allesa begitu baik padanya, tak ada yang malu-malu padanya, semua sangat baik.
"Annyeong..." sapa laki-laki berjas dibelakangnya.
Sehun menoleh, lalu ia membungkukan badannya memberi salam pada lelaki itu.
"Bisa kah kita berbicara sebentar?" tanya lelaki itu.
"I'm sorry, but I don't really understand Korean speak. So, can you speak English?" tanya Sehun tak begitu mengerti apa yang dikatakan lelaki dihadapan nya.
"Yes, i can it. So, can we talk for a moment?"
"Okay."
Lelaki itu menunjuk sofa disudut ruangan, memberi isyarat kalau mereka akan duduk disana.
"Kamu cowoknya Allesa?" tanya pria itu langsung ke inti.
Sehun menatap lelaki disampingnya, kenapa harus menanyakan hal yang belum resmi?
"Aa maaf-maaf. Aku Kim Jun Myeon, panggil aja Jun Myeon. Ku temen kecilnya Allesa," ucapnya mengenalkan diri.
Sehun mengangguk, bukannya memperkenalkan dirinya balik, ia malah menjawab pertanyaan awal.
"Ku belum pacaran sama Allesa, tapi bentar lagi kita pacaran. Doa'in aja," jawabnya menatap Jun Myeon sebentar lalu menatap para tamu yang berdatangan.
Jun Myeon tersenyum kecut, masa iya saingan di do'a in pacaran sama calon pacar sendiri. Ya nggak akan lah! Malah di do'a in nggak jadian.
Tatapan Sehun jatuh pada perempuan berdress hitam yang akan menuruni tangga, perempuan itu terlihat begitu anggun dengan pakaian serba hitam itu. Walau wajahnya terlihat lesu, ia tetap memberikan senyuman terbaiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfic[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...