Jangan lupa pencet
😆Vote and coment😆•
•------------ Happy Reading ------------
"Eh, Eh, Eh! Ada yang ga sadarkan diri! Panggil mobil darurat sekolah, woy!"
Teriakan itu mengalihkan atensi Hesul dan Allesa yang tengah melangkah hendak menuju gerbang sekolah. Dari arah berlawanan, banyak siswa(i) berlari kedalam sekolah. Bahkan mereka yang sudah berada di parkiran saja mau berlari kembali ke dalam area sekolah 'tuk saksikan orang yang tidak sadarkan diri tadi.
Seketika, Allesa dan Hesul memalingkan wajah ke belakang. Tepatnya ke arah tujuan dari para murid yang berlarian itu. Di bangku bawah pohon beringin, ratusan murid berkerumun disana. Dapat diyakini, kalau disanalah tempat murid yang tak sadarkan diri tadi.
"Yuk!"
Hesul menarik Allesa untuk tetap melangkah menuju gerbang sekolah, karena mengingat sekarang sudah pukul 21:47. Jika lebih lama berada disini, itu berarti akan sampai ke rumah lebih lama lagi. Jika itu terjadi, yang ada Hesul akan dimarahi orangtua tua nya karena pulang larut malam.
Allesa menurut saja, lagi pula, jika ia ikut berkerumun disana, ia tetap tidak akan bisa melihat objek tontonan. Maka, cara terbaik adalah tetap melangkah maju. Tak hanya mereka yang tetap pulang, melainkan beberapa murid lainnya juga berjalan dengan tujuan yang sama seperti mereka.
"Misi-misi! Woy! Kasih jalan, woy!"
Bahu belakang Allesa tersenggol oleh lelaki yang tengah meminta jalan untuk lewatnya perempuan di gendongan lelaki satunya itu. Bisa dipastikan, perempuan yang digendong itu adalah orang yang tak sadarkan diri tadi.
"Sehun ...." gumam Allesa kala lelaki itu lewat disamping nya dengan perempuan berambut pirang di kedua lengannya.
Setelahnya, ratusan siswa yang mengikuti Sehun dan Lisha---orang yang tak sadarkan diri---berlalu menuju gerbang yang sudah ada mobil darurat sekolah di depan sana.
"Ck! Kalo itu mah bukan ga sadarkan diri, tapi ga sadar diri." cibir Hesul ketika kerumunan itu lewat.
Allesa tersenyum tipis, bukan berarti ia senang saat Hesul mengatai Lisha seperti itu, ia hanya tersenyum karena tadi melihat Sehun menggendong Lisha yang tak sadarkan diri. Bukan berarti senang. Senyum itu melambangkan rasa sakit hatinya yang sampai membuat dadanha susah bernafas karena sesak.
Bukan lagi senyum tanda senang yang ia lihatkan, melainkan senyum kecut tanda kesakitan.
"Sa."
Allesa tersentak, kala disamping kanannya sudah ada Lily dan Fresia yang tengah berjalan beriringan dengannya.
"Dih, ini lagi, si bunga busuk." gumam Hesul mencibir.
"Udah tau ga siapa yang pingsan tadi?" tanya Lily disamping Allesa.
"Udah, Lisha 'kan?" tanya Allesa memastikan.
"Iya, bener banget." Lily mengangguk, lalu mengeluarkan kunci motor dari kantong jas sekolah nya.
"Tau ga kenapa dia pingsan?" giliran Fresia yang berucap.
Hesul dan Allesa menggeleng bersamaan, lalu Hesul bertanya,'"Emang kenapa?" tanya nya.
"Kebanyakan minum alkohol dia. Udah tau ga biasa minum, eh, dia malah minum terus, kan mabok jadinya. Sampe pingsan lagi saking mabok nya. Bangsat emang," Hardik Fresia. Nada tak suka benar-benar kentara dari caranya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...