34. Drop Out

274 80 137
                                    

Makasih banyak ya yang udah Vote and comment.
Bahagia selalu

.
.

------------------ happy reading -----------------

Satu minggu telah berlalu pasca kejadian waktu itu. Bukan omong kosong, Sehun memang benar-benar membawa 5 perempuan itu ke ruangan kepala sekolah. Namun sayangnya, sedikit sulit mencari keadilan disini, pasalnya, para dewan sekolah sering kali sewenang-wenang dalam memutuskan.

Contohnya saja yang terjadi pada Ropeah dan Jamilah waktu itu, kedua perempuan itu di drop out hanya karena dianggap mempermalukan Jennie. Tapi, 5 perempuan yang hampir saja membunuh Allesa, mereka hanya di scors selama 7 hari. What the...

Tapi sudahlah, Sehun tak mau membahas itu lagi.

Hari ini Senin, tau kan apa yang dilakukan dipagi senin? Ya, semua orang harus mengikuti upacara bendera guna menghormati jasa para pahlawan dahulu kala. Dan hari ini juga, ke-5 ular piton itu kembali bersekolah. Oh dan jangan lupakan tentang berita yang masih hangat sampai sekarang.

"Hai Sa, gimana? Lukanya dah sembuh?" tanya Naya-teman Jennie. 2 Perempuan itu menyempatkan dirinya untuk mampir sebentar melihat keadaan Allesa sebelum upacara dimulai.

"Udah, sisa bekas Lukanya aja nih lagi." Allesa terkekeh.

Sehun melirik 3 perempuan di sampingnya, benar-benar. Udah lah, bodo amat....

"Woy sis!" sapa Hesul yang baru saja datang. Nafas perempuan itu terengah karena lelah habis berlari.

"Telat lagi Sul," ucap Jennie. Entahlah itu pernyataan atau pertanyaan.

"Ga telat ko, tapi hampir telat," jawabnya dengan napas yang mulai normal kembali.

Perhatian untuk semua human disekolah ini, plis deh! Bentar lagi upacara, ko barisan nya masih ga tertata sih? Kaya masa depan sama dia aja, ga tertata.

Itu suara bu Susi dari pengeras suara, maklum omongannya kaya gitu. Biasa, yang lagi potek alias sakit hati karena putus cinta. Eyak.

Bukannya suasanya menyepi, malahan jadi ricuh karena orang-orang yang merasa satu sarver atau yang merasa terpanggil.

Haduuhhh, plis deh, alay banget kalian tuh. Gitu aja 'eyak-eyak' jadi penuh kan nih gendang telinga gegara suara kalian. Kaya telingaku yang dipenuhi suara janji-janji, omongan-omongan, sama suara kenangan si dia.

Itu suara bu Susi lagi, maklum sama yang belum bisa move. Eyak.

Duh maapin ya, lagi ga bisa lupain si dia nih. Padahal poto, vn, sama Chetan udah dihapus. Tapi kenangannya ga bisa dihapus.

"Itu bu Susi gimana sih, mau ngatur barisan ato gimana," ucap Jennie yang aneh sendiri.

"Tau, yodah lah kita cus dulu. Dadah..." ucap Naya lalu keduanya berlalu dari sana menuju barisan kelas mereka.

...

"Clo." itu Jennie yang memanggil.

Clover dan 5 lainnya menoleh. Clover yang terpanggil lantas berdiri menghampiri Jennie. Oh iya, sekarang bukan istirahat, Tapi ke-6 pria itu tengah duduk di bawah pohon pinggir lapangan. Sekarang jamkos massal karena para guru-guru tengah rapat, namun tak ada yang keluar kelas selain ke-6 lelaki itu.

"Kenapa Jen?" tanya Clover agak lembut.

"Ada yang mau aku kasih tau, tapi ga disini..." ucap Jennie rada takut.

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang