¡Jangan lupa pencet voment yaa¡
⭐ dan 💬
🤣🤣•
•---------------- Happy Reading ---------------
Sehun melajukan Ninja nya di jalanan Bandung yang cukup senggang, demi sampai lebih cepat ke kediaman sang gadis, ia terus melajukan Ninja nya hingga kecepatan 15 km per 7 menit.
Sesampainya di kediaman Allesa, ia membuka pintu lalu masuk tanpa permisi dan sebagainya. Karena baginya, rumah Allesa adalah rumahnya juga.
"Allesayang ...," panggilnya bernada.
Segera ia melompat dan duduk di sofa sebelah gadis yang tengah sibuk memainkan handphone-nya itu. Tak lupa Sehun berikan sebuah pelukan sebagai pelengkap.
"Iikh, paan sih." Allesa mendorong Jovan agar menjauh, lalu ia kembali fokus dengan gawai-nya.
Kening Jovan mengerut, apa Allesa marah? "Marah, beb?" tanyanya merangkul dan menatap gadisnya itu.
"Engga," jawab Allesa masih fokus dengan handphone-nya.
"Ko tadi marah?" tanyanya lagi. Ia mulai meningkatkan kepekaannya berjaga-jaga jika Allesa memberi kode.
"Jovan sih ganggu Allesa."
Jovan jadi semakin bingung, apa ini kode dari Allesa agar ia meminta maaf atau sebagainya?
Merasa lelaki di sebelahnya tak paham apa yang ia ucapkan, Allesa menunjukkan layar handphone-nya pada Jovan sambil terus bermain. Ia harap Jovan mengerti apa yang ia maksud.
Sekarang Jovan mengerti, gadis-nya itu tengah sibuk bermain game. Spontan mengangguk tanda mengerti, Jovan beralih ke ke sisi sofa lalu perlahan ia membaringkan tubuh hingga kepalanya berbantalkan paha Allesa.
Walau merasa terganggu, Allesa tetep melanjutkan permainannya tanpa menghiraukan kepala Jovan di pangkuannya.
Sambil mengeluarkan handphone-nya, Jovan bertanya, "Lisha belum balikin mobilMu ya, Beb?"
"Belum, paling besok di sekolahan," jawab Allesa mulai lega kala ia berhasil memenangkan permainannya.
Allesa keluar dari permainan, ia mematikan handphone-nya dan meletakkannya ke samping. Diraih nya bantal sofa untuk membantali kepala Jovan, namun ia terhenti, keningnya mengerut bingung, sudut bibir Jovan masih berdarah, tak ada tanda-tanda dibersihkan. Batinya.
"Ko masih berdarah, Van?" Tanya Allesa sambil mengangkat kepala Jovan untuk meletakkan bantal dibawahnya. "Jadi ke rumah sakit 'kan tadi?" Lanjutnya.
"Ngga, ngga jadi," Jawab Jovan menggeleng.
"Loh, Kenapa?"
"Males sama Lisha."
"Hah? Jadi Lisha nya mana?"
"Udah pulang kali," jawabnya mengedikkan bahu.
"Kenapa ga di suruh masuk dulu?"
Fokus Jovan beralih, ditatapnya netra coklat pekat sirat akan kebingungan itu dengan senyum, rupanya gadis itu tak tahu bagaimana kejadiannya. Tapi, wajar saja. Toh ia belum bilang apa-apa. Jovan bangun, ia beralih duduk di samping gadis itu dengan jarak sekitar 30cm dari gadisnya.
"Gini." ada jeda dikalimat nyselagi ia menyamankan posisi duduk. "Tadi Jovan cuman kejang dikit ples pusing doang, jadi Jovan ga mau ke rumah sakit. Terus, Jovan nyuruh Lisha bawa Jovan ke rumah aja. Pas udah nyampe, Jovan masuk ke rumah dan Lisha pulang ke rumah dia. Tammat ...." Jelasnya secara singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...