Janlupa voment yaa
.
.------------------ Happy Reading ----------------
Sekarang adalah jam istirahat pertama bagi Petunia high School untuk mengisi perutnya, terlihat kumpulan siswa-siswi tadi sudah bubar dari meja Ken.
Allesa lelah sehabis menjelaskan, ia merasa tenaganya terkuras banyak, terlebih di jam setelah bu Dahlia tak ada yang memasuki. Penjelasan Allesa semakin panjang saat banyak pertanyaan dan jawaban yang terulang karena ketidak pahaman mereka. Tapi tak apa.
"Sa, kantin bareng yu!" ajak Lily.
Allesa menerima ajakan Lily dengan senang hati, tidak hanya mereka berdua, Freesia juga ikut bersama.
Perjalanan ke kantin tak berjalan lancar karena banyak murid lain yang kepo tentang Allesa, mereka menanyakan itu ini dan minta itu ini. Yang membuat mereka sedikit tidak nyaman adalah para laki-laki yang tak bisa melihat cewek cantik. bawa pulang aja mas...
Dalam sehari nama Allesa menjadi populer dikarenakan 5 Hal. Yaitu, 1) Dia murid baru. 2) Dia cantik. 3) Blasteran korea-Indonesia. 4) Ramah. 5) Dia duduk dengan Jovan (orang yang' tak waras).
Allesa berjalan dengan senyuman di bibir cantik nya, sesekali ia berbicara pada Lily maupun Freesia.
Pandangan Allesa tertuju pada tulisan UKS di depan sana, Ia berpikir ada yang harus ia ambil dari UKS, tapi ia lupa untuk apa dan untuk siapa.
Seketika, ia teringat tentang Jovan. Yap, untuk Jovan, lelaki itu membutuhkan obat untuk luka di tangannya. Dengan cepat Allesa berhenti sebelum ia melewati UKS.
"Lily, Freesia. Allesa mau ke UKS dulu ngambil p3k, kalian duluan aja, Allesa nanti Allesa nyusul ko," ucap Allesa tentu dengan senyum nya.
"Emang Lu tau kantin dimana?" tanya Freesia mengkerutkan kening.
"Allesa tau ko, tadi pagi udah dikasih tau sama bu Dahlia," jawab Allesa.
"Ooh, yaudah, mau nitip nggak?" tanya Lily.
"Em ... Nggak deh, nanti kan Allesa juga kesana, " jawab Allesa.
"Oh, kalu gitu kita duluan ya. Dahh." pamit Freesia melambaikan tangan nya diikuti Lily.
Sepeninggalnya Freesia dan Lily, Allesa masuk ke UKS, didapatinya beberapa anggota PMR yang sedang merapikan ruangam. Mereka---anggota PMR---menatap kaget dan bingung pada Allesa.
"Murid baru, ya?" tanya wanita berambut pendek yang sedang memegang buku catatan dan bolpoin ditangannya.
"I-iya," jawab Allesa tentu dengan senyum tipis.
"Ooh pantesan cantik banget." Lelaki yang sedang merapikan alat-alat di sana ikut menyahut.
Bukh...
"Gua aduin ya Lu." ancam perempuan berambut pendek tadi sambil memukul pelan kepala lelaki itu.
"Eh jangan lah!"
"Oh iya, mau nyari apa?" tanya perempuan berambut sepunggung yang sedari tadi menyimak.
"P3k ada?" tanya Allesa.
"Ada dong, tuh. nih tempat salep sama temen-temennya." sahut lelaki tadi. Ia menyodorkan kotak berukuran sedang pada Allesa dan menunjuk lemari tempat kapas dan kawan-kawan.
"Ambil aja gratis kok," ucap perempuan berambut pendek sambil tersenyum, begitu juga dengan Allesa yang membalas senyumnya.
Allesa menerima kotak tadi, membuka nya lalu mengambil obat merah, ia menutup kembali dan mengembalikan kotak tersebut. Allesa berjalan ke lemari obat untuk mengambil Kasa, perban dan handsaplas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...