38. Surat

248 84 66
                                    

Jangan lupa voment
🤣👌🏻🤧

.
.

-------------------- Happy Reading --------------------

Ting tong....

Allesa berlari menuruni tangga, ia segera membuka pintu utama untuk menghampiri seseorang yang berada di luar.

"Hai ...," sapa pria tersebut.

Dia adalah dokter Kang Chul. Dengan jas putih dan kemeja putih yang melekat di badannya, minuman boba dan sebukcet bunga di tangannya, ia tersenyum pada Allesa sambil memberikan bunga tersebut.

Allesa menerima bunga itu, ia tersenyum lebar tanda ia sangat senang. Allesa beralih pada dokter Chul. "Paman, ayo masuk!" ajaknya. Ia membuka pintu lebih lebar menawarkan sofa lembut di sana.

Sambil meminum minumannya, dokter Chul menggeleng

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambil meminum minumannya, dokter Chul menggeleng. "Sebenarnya paman kesini cuman mau ngantarin ini." ucapnya sambil mengeluarkan amplop putih dari jas yang ia pakai.

Allesa menerima amplop tersebut, ia yakin bahwa amplop itu adalah hasil diagnosa. Allesa tersenyum menatap dokter Chul, lalu ia berkata, "Kenapa repot-repot? Harusnya Paman telpon Allesa aja tadi."

"Engga, Paman cuman mau nganter langsung aja."

"Ayo masuk, Paman. Masa di luar, kan ada sofa."

"Gosah-gosah, Paman cuman mau mastiin hasil tes itu sampai di tangan kamu. Kalau udah tau hasilnya, jangan nangis okey? Apapun yang terjadi, kamu harus tetep senyum."

Ia menepuk puncuk kepala Allesa sambil tersenyum. Ia rasa sudah cukup ia berada disini, lagi pula ia tak enak dengan wanita yang menyapu halaman di seberang rumah Allesa itu. Walau tak terjadi apa-apa, tapi kita tak akan tau apa yang di pikirkan wanita itu.

Ia menurunkan tangannya dari puncuk kepala Allesa, lalu ia menatap alrojinya. Sebelum ia mengatakan sesuatu, terlebih dahulu ia menyesap minumannya.

"Okey, paman pulang dulu. Ga enak sama tetangga Mu."

"Dadah, paman. Makasih banyak bunganya ...." Allesa tersenyum cerah. Sebelum ia masuk, terlebih dahulu ia menunggu sampai paman Chul benar-benar pergi.

Tin tin ....

"Daaah ...!" Allesa tersenyum cerah sambil melambai tinggi. Setelah mobil hitam itu berlalu, barulah Allesa masuk ke rumahnya.

Allesa menutup pintu, lalu ia berbalik tuk segera ke kamar.

"Siapa tadi?"

Allesa tersentak, di hadapannya sudah berdiri seorang Aljovan Maximillem yang tengah menatapnya tajam menuntut jawaban. Allesa menelan savilnya susah payah, sekarang ia harus berkata apa?

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang