8. Tersenyum

637 197 58
                                    

¡ Jangan lupa voment ¡


.
.

--------------Happy Reading---------------

Hari ini hari ke-4 Allesa bersekolah disekolah barunya, ia keluar dari mobil nya yg berbeda di parkiran sekolah lalu berjalan masuk ke dalam sekolah. Sapaan murid sekitar tentu dibalas Allesa dengan senyuman yang sumringah, karena ia tau senyum itu pahala.

Huhhh kasian sekali anak ini, selalu saja tersenyum bahagia, sedangkan hatinya? Hatinya selalu saja tersayat dengan ingatan indahnya, tertusuk ratusan pecahan kenangan yang sangat tajam, dihancurkan oleh kenyataan, diremukkan oleh takdir. Hehhh sangat kasihan memang.

Tapii gadis ini adalah gadis yang kuat, gadis yang tak mau berlarut larut dalam kenangan, gadis yang tak memikirkan kesedihan dan gadis yang selalu ingin terlihat sangat baik-baik saja walau kenyataan tak seperti itu. Huhhh sudah lah....

Allesa masuk ke kelas nya, duduk di kursi nya lalu mengeluarkan buku matematika yang lupa ia kembalikan, ia meletakkan buku itu kedalam laci meja Jovan dengan kertas berisi jawaban di dalamnya.

Ia mengambil earphone di dalam tasnya dan menyambungkan nya dengan handphone nya, selebihnya ia menyibukkan dirinya dengan benda pintar itu.

Tak dirasa bel tanda pelajaran akan segera dimulai berbuyi keras, membuat siswa(i) yang berada di luar masuk ke dalam kelas. Allesa melepas earphone nya lalu mengambil buku tulis di dalam tas nya. Ia terkejut ketika disamping nya sudah ada Jovan yang duduk bersandar di kursi nya.

"oh haiii selamat pagi" ucap Allesa pada Jovan sambil mengeluarkan buku tulis nya.

"hemm" sahut Jovan. Allesa tersenyum menanggapi itu.

Tak berapa lama guru yang mengajar datang dan duduk di kursi nya, dan itu artinya pelajaran pun dimulai.

...

"Sa! Istirahat ga?" tanya Fresia yang masih merapikan buku² nya.

"engga, Allesa ada bawa bekal" jawab Allesa.

"oh kalo gitu mau nitip minum ga?" tanya Lily.

"emm mau deh, air putih 2 botol ya" ucap Allesa sambil menyorkan uang 10k.

"sip,dadah Sa" ucap Lily mengambil duit itu lalu berlalu dari sana.

Kelas semakin sepi, menyisakan dua manusia saja lagi yang berada di dalam kelas, cukup mengerikan ketika kelas sepi, untung ada yang nemenin.

Allesa mengeluarkan 1 bekalnya untuk dimakan, ketika ia membuka penutup bekalnya itu, dia baru ingat kalau sanya ada Jovan disamping nya.

"ga kekantin?" tanya Allesa pada Jovan yang sedang bersandar di kursi nya. Jovan menggeleng.

Allesa mengambil lagi satu bekal miliknya, bekal yg niatnya mau ia makan di istirahat ke-2 nanti, tapi ia rasa Jovan membutuhkan nya, jadi apasalahnya jika ia berikan itu untuk Jovan.

"Allesa bawa 2 bekal, nih satu buat Jovan" ucap Allesa meletakkan makanan itu di meja Jovan.

"ga usah" tolak Jovan tanpa bertindak.
Allesa hanya mangguk mangguk ga jelas tanpa mengambil bekal di meja Jovan tadi.

Thank You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang