! Jan lupa voment sayang-sayang !
.
.----------------- Happy Reading -----------------
AAA...!
Tubuhnya meringan, tapi ia tak boleh kehilangan kesadaran sekarang, ia harus Melakukan sesuatu untuk bertahan.
Shark...
Krek...
Uuh, perih... Juga selamat. Perih karena di ujung alisnya tergores ujung besi pendek yang tajam, sedangkan selamatnya adalah ai berhasil menangkap salah satu besi besar nan kokoh itu. Tak apa ia terluka karena ujung besi yang tajam itu, yang penting besi tadi besar, kuat nan kokoh dan mampu menopang berat tubuhnya.
Huuh, harusnya ini cukup kuat, semoga saja.
Didorong dari lantai 4 itu sungguh tidak mengenakkan, syukur saja masih ada besi-besi bekas kerangka bangunan yang belum dipotong. Jadi masih ada Kesempatan untuknya hidup dengan bergelantungan disalah satu besi besar yang tertancap kokoh di dinding beton.
"Ya Tuhan, tolong Allesa." Allesa memanjatkan doa pada yang kuasa. Seraya menutup matanya, ia mencoba menarik nafas dan menguatkan pegangannya.
Oke, gua ngerti. Maksud lo, dengan kita jatohin Allesa dari lantai 4, Allesa ga akan mati. Tapi udah terlambat, kita udah keburu jatohin dia dari sini.
Oh hey! Siapa yang baru aja ngomong? Kenapa baru berpikir kaya gitu setelah semuanya terjadi? Batin Allesa.
Sebenarnya nih guys, Allesa mati ga mati itu adalah hal yang ga penting. Yang penting sekarang adalah, kita udah berhasil balasin dendam kita."
Itu suara Fresia? Akh, Allesa ngga nyangka dia sejahat itu. Tapi... Mungkin dia kecewa. Batinnya lagi.
Tapi sekarang bukan waktunya untuk membatin, sekarang adalah waktunya untuk bertindak. Kalau begini terus, bisa-bisa ia terjatuh dan patah tulang karena pegangannya yang kian melemah.
Huuh... Akhirnya, gua bisa deketin Kenaldi gua lagi. Hahaha...
Ayo Allesa, jangan menyerah. Jadikan lah omongan mereka sebagai pembangkit semangat mu. Batinnya menyemangati tanpa penyemangat.
Besi demi besi ia gapai agar memindahkan tubuhnya menjauh dari bawah dan semakin tinggi ke atas. Syukurlah, dahulu ia pernah memegang sabuk coklat dikarate, tak sia-sia ia mengikuti bela diri itu, karena selain bela diri, disana juga melatih ketangkasan dan kekuatan.
Sedikit lagi...
Ayo Allesa, sedikit lagi...
Allesa mencoba menggapai besi paling atas, namun ia sudah tak kuat lagi. Haruskah ia menyerah sekarang? Tidak ia tak boleh menyerah.
Allesa terus mencoba, namun tangannya sudah mati rasa. Tolong, Allesa butuh bantuan.
Wush
"Hha!" nafas Allesa berderu. Ya ampun, hampir saja ia terjatuh. Jika saja sebelah tangannya tak menggenggam besi itu dengan sisa tenaganya, mungkin ia sudah terjatuh sekarang.
Yoi Fre, dan gua juga udah bisa deketin Balm lagi...
Itu besi terakhir, Allesa harus bisa menggapai besi itu dengan sisa tenaganya. Ia harus bisa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...