Jan lupa vote n komen
😁😁.
.-----------------Happy Reading---------------
Gadis kecil berambut coklat berumur sekitar 11 tahunan itu menangis di dalam sebuah kamar rumah sakit, tak henti henti nya ia menangis sedari tadi, di bangkar samping tempat nya berdiri, terdapat lelaki yang mungkin usia nya kisaran 15 tahunan.
"kaka, kaka jangan gini hiks... Kaka harus bertahan hiks... Kaka harus tetep temenin Jisoo ka hiks..." ucap gadis berambut coklat tadi, ia menangis di samping kaka nya yang terbaring lemah di bangkar samping nya.
"Soyaa, dengerin kaka, kaka tau Soya pasti bisa hidup tanpa kaka, kaka ga bisa lagi temenin soya, kaka udah cape disini, kaka mau istirahat" ucap Al-kaka Jisoo. Siapa Soya? Soya itu adalah nama kesayangan untuk Jisoo di keluarga nya.
"ka Al, kaka jangan ngomong gitu, Jisoo mau terus di temenin ka Al, ka Al jangan gitu hiks..." ucap Jisoo terus menangis di samping kaka nya.
Al meraih kedua pipi adik kesayangan nya itu, ia hapus air mata yang mengalir deras disana, ia sebenarnya sangat tidak ingin meninggalkan adik tersayang nya itu, tapi ia harus bagaimana lagi, ia butuh dukungan keluarganya, ia ingin melihat keluarganya tetep seperti dulu lagi, tapi ia tau, itu tak akan mungkin terjadi lagi.
"Soya, kaka mau, kalo Soya udah besar, Soya rawat orang yang kaya kaka, orang yang punya masalah kejiwaan kaya kaka, yang punya kepribadian ganda kaya kaka, yang kurang kasih sayang kaya kaka. terserah mau dia laki-laki atau perempuan" ucap Al tersenyum sambil menangkup kedua pipi adiknya.
"kaaa Aaal hiks..." lirih Allesa menggenggam kedua tangan kaka nya.
"kalo kamu udah rawat dia, kamu ga boleh nangis di depan dia, kalo dia buat salah sama Soya, Soya harus maafin, Soya harus senyum" sambung Al, ia menurunkan tangan nya dari pipi Allesa, lalu ia melipat kedua tangan nya meletakkan di atas perut nya.
"sini duduk" ucap Al menepuk bed supaya Jisoo duduk di samping nya. Jisoo meng-iyakan, ia duduk di samping kaka nya yang terbaring lemah. Air matanya terus saja turun, padahal ia sudah mencoba sebisa mungkin untuk mem-bendung butiran kristal cair itu.
"Soya tau ga, sebenarnya kaka itu ga suka liat mamah nangis, kaka udah bilang ke mamah supaya mamah ga nangis lagi di depan ka Al, tapi mamah selalu aja nangis, tiap kaka mau terapi mamah nasihatin selalu nangis, padahal yang bisa nyembuhin kaka selain terapi itu senyuman mamah, tapi mamah selalu aja nangis" ucap Al menetap arah lain, ia menatap kaca yang menghubungkan taman umum belakang dengan ruang inap nya.
"jadi kaka mau, kalo Soya udah rawat orang tersebut, Soya jangan nangis di depan dia karena dia buat salah. Di depan orang itu, Soya harus ceria, jangan pernah nangis pokoknya. Kalo Soya marah sama dia, Soya boleh nangis, tapi nangis nya harus sendiri, jangan sampai orang itu tau kalo Soya nangis itu karena dia. Soya ngerti kan?"
"Soya ngerti ka"
"setelah kaka ga ada, sebisa mungkin Soya ga boleh benci sama papah, jangan kaya kaka yang benci sama papah kamu, sampai kaka mau meninggal aja kaka masih benci sama papah kamu" ucap Al tertawa hambar.
"Soya harus janji sama kaka, Soya ga boleh kaya kaka yang benci sama papah, Soya bisa janji itu ke kaka?"
"a, a, akku usaha kan" ucap Jisoo tergagap.
"nepatin janji itu mudah, tapi jalanin nya yang sulit. Makanya terkadang kita ga bisa nepatin janji kita sendiri"
"tapi kaka yakin ko, Soya bisa nepatin janji itu, walaupun dengan waktu yang lama, tapi paling ga Soya berusaha untuk tidak membenci papah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank You
Fanfiction[Սptսժet ժi malam kamis ataս malam jսm'at] Cօverոყa jan ժicօlօոց ყa, itս akս ხikiո seոժiri გგ __________________________________________________ Apapun bisa terjadi karena adanya kasih sayang dan cinta. Allesa, siswi baru yang mengubah segalanya dar...