Sajak 11

17 6 0
                                    

Dulu ku kira kita hanya sebatas teman. Semakin dekat ku pikir kita kan jadi sahabat. Tapi apa? Aku yang terlalu menyadari atau memang aku yang terlalu tak punya harga diri. Aku tak pernah paham. Kepedulian yang pernah kau berikan sebelumnya, segala pembicaraan yang kau lontarkan agar mengetahui seisi hati yang ada. Bahkan, ketika aku t'lah menaruh kepercayaan, dirimupun menghargainya.
Perlahan, aku hanya berpikir kita tak lebih dari teman dekat. Tapi, dirimu seakan ingin jauh lebih mendekat. Ini itu yang selalu kau tanyakan, bahkan hal-hal yang kau pahampun kau tanyakan. Aku masih gak mengerti, aku juga puan. Dirimu pernah menerima segala sikap manja yang ku berikan. Dirimu pernah menerima sikap peduli yang ku berikan. Dirimu juga pernah menerima segala cerita penuh kepercayaan.
Lantas? Mengapa sekarang semua berbeda? Bahkan, melirik notif dariku mungkin kau sudah tak sudi. Memelankan gerak dengan tak ada hati. Aku masih tak mengerti, jika kau ingin aku pergi, sudah! Cukup sampai disini. Dan jika kau ingin aku tetap ada disini, lakukan semuanya hingga aku tak merasa kebingungan lagi.

Kamu tahu?
Aku selalu sigap dengan segala yang terjadi padamu. Aku sudah terlalu peduli dengan segala angan belakamu. Meski berat sebelah, akupun tak apa. Aku tak merasa rugi. Aku beruntung memiliki kawan sepertimu. Hanya saja, rasa ini yang datang tak tepat waktu. Tak apa, kembalilah jika kau masih perlu. Aku tetap seperti hari lalu, meski cerewet ku tak lagi menghiasi hari-harimu.

#TulisanFii
Jepara, 28 Januari 2021

Degup SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang