Sajak 25

7 2 2
                                    

Semakin malam semakin menggoda,
Memeluk hangat dengan segala pemberdaya.
Cabang logika yang sudah tak beratur,
Membuat merinding raga yang tak mampu bertutur.

Tak jelas,
Tak pasti,
Tak ada.
Pada rembulan aku mengemis rindu,
Pada hujan aku menangis sendu.
Jerit malam tak ada satupun yang membelaku,
Hingga Hakim yang Agung memutuskan jiwaku.

Resah tanpa arah,
Diksi tanpa dedikasi.
Pantaskah aku menapakkan kaki hingga titik ini?
Pantaskah aku berlagak sombong ditempat ini?
Tak ada kata lain, selain bodoh!

#TulisanFii
Jepara, 18 Februari 2021

Degup SenduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang