Sejuknya fajar kembali menyapa,
Membangunkan jiwa yang hampir lenyap ditelan masa.
Termenung menanti moleknya arunika,
Bersama bidikan mimpi yang tak kunjung jadi nyata.Hai Tuan Muda?
Sosok ambisius yang penuh tanda tanya,
Lentik cantik bak bianglala dikala purnama,
Sarira nan aksa,
Membuatku kalah dengan hantaman realita.Dari sudut pandang itu, aku abstrak.
Tak pernah terlihat meski jelas bengkak.
Bulir-bulir air merintik dalam diam,
Perlahan semuanya tenggelam.Bukan tentang selamat tinggal,
Tapi tentang satu nama sampai Tuhan hafal.
Bukan juga tentang pasrah,
Tapi tentang betapa indahnya lelah.#TulisanFii
Jepara, 20 Februari 2021Dalam hati bimbang, ditelanjangi kenyataan.
Say good bye!
&
See u next time:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Degup Sendu
PoesíaDeretan rintih manis gadis lugu diambang perasaan semu. Sisihkan sebentar waktumu dengan membaca deret aksara yang ditoreh dengan segala rasa yang ada. Mari duduk bersama, agar kamu paham betapa berharganya setiap titik diakhir kalimat yang bernada...