Serpih kata
Ini cerita tentang rasa yang perlahan sirna karena keadaan yang memaksa. Ini cerita tentang sosok peri kecil yang berusaha ada tetapi ditepis secara sengaja dan terencana. Sakit? Tidak. Perih? Tidak. Hancur? Tidak juga. Akulah sosok peri kecil itu. Gadis kecil nan mungil yang terjerat dalam ilusi semu. Detik demi detik berdetak dalam ruang halusinasi tak tentu. Ruang gerak yang terikat, membuatku semakin nyaman untuk tersekat. Mimpi yang dibunuh secara perlahan, membuatku semakin malas untuk bertahan. Kata yang sering ku terbangkan, membuat si peri kecil semakin pasrah dengan keadaan.
Tidakkah pantas wahai Anda mengelabuhi peri kecil ini dengan sejuta kata indah? Tidakkah pantas jika Anda menipu hati peri kecil ini dengan seribu harap yang berujung pasrah? Tentang hati, bukanlah permainan semu yang mampu diakhiri kapanpun kau mau.
Dan terakhir, teruntuk kamu yang sedang baca tulisanku bahkan sampai pada kata ini. Terimakasih banyak, sehat sehat disana ya. Dunia sedang gak baik-baik saja. Hanya pengingat, bukankah lebih baik kau baca buku dari pada baca storyku?
#TulisanFii
Jepara, 24 Februari 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
Degup Sendu
PoetryDeretan rintih manis gadis lugu diambang perasaan semu. Sisihkan sebentar waktumu dengan membaca deret aksara yang ditoreh dengan segala rasa yang ada. Mari duduk bersama, agar kamu paham betapa berharganya setiap titik diakhir kalimat yang bernada...