"Angan?"
Lelap dalam letih yang indah,
Lelah dalam jalan tanpa resah.
Kembali pulang memeluk hangatnya rembulan,
Bermanja ria bersama sayup-sayup rintik hujan.Tuan?
Ada apa dengan gerimis malam?
Tolak ukur takdir yang kian terbentang.
Hingar bingar dunia terus menerus merejam.
Tetap saja, hangatmu yang ku harapkan.Bukan tentang kilometer per detik,
Namun tentang rasa yang kian tak mampu berkutik.
Karena satu meter ku berada disampingmu,
Korneamu tak mampu membiaskan cahaya dariku.#TulisanFii
Jepara, 190221
KAMU SEDANG MEMBACA
Degup Sendu
PoesíaDeretan rintih manis gadis lugu diambang perasaan semu. Sisihkan sebentar waktumu dengan membaca deret aksara yang ditoreh dengan segala rasa yang ada. Mari duduk bersama, agar kamu paham betapa berharganya setiap titik diakhir kalimat yang bernada...