Air merintik dari langit,
Menarik raga yang sempat merasa panik.
Menghiasi malam kelam yang tak mampu berkutik.
Lagi, dan lagi,
Harap yang pernah kutepis layu,
Yang telah pupus bersama waktu,
Mengapa kau asah kembali beralas rindu?Memuaskan nafsu untuk melukai,
Melampiaskan amarah berdalih peduli,
Mempermainkan alur sesuka hati,
Mengapa?
Ini bukan kisah yang dapat tuan ubah,
Bukan skenario yang dapat puan ikuti,
Mengapa tuan begitu seenak hati?
Menarik ulur puan seakan tak boleh pergi.#TulisanFii
Jepara, 14 Jan 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Degup Sendu
PoésieDeretan rintih manis gadis lugu diambang perasaan semu. Sisihkan sebentar waktumu dengan membaca deret aksara yang ditoreh dengan segala rasa yang ada. Mari duduk bersama, agar kamu paham betapa berharganya setiap titik diakhir kalimat yang bernada...