Keadaan dimeja makan sangat hening baik Jimin mau pun Jeno mereka masih sama-sama terdiam, beda nya jeno yang saat ini sedang sibuk makan dan jimin hanya menatapnya.
"kenapa hanya menatap ku kau tak lapar ?" tanya jeno memecah keheningan yang terjadi antara mereka.
jimin masih diam ia sendiri bingung harus menjawab apa, ditanya lapar tentu saja ia lapar namun ia merasa tak ada hak untuk sekedar makan dalam rumah ini.
"cepat makan setelah itu kembali ke kamar mu ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan mu" ujar jeno.
"t-tapi aku makan dengan apa ?" tanya jimin polos.
"ck ! apa kau tak lihat seberapa banyak makanan yang tersedia didepan mu saat ini ? makanlah aku menunggu" ujar jeno lalu dengan hati-hati jimin mengambil nasi serta lauk pauknya.
dan langsung makan dengan tenang, tentu saja makan dalam pengawasan lee jeno.
•TBD•
seperti yang dikatakan oleh jeno tadi kini mereka berdua benar-benar sedang berada dikamar jimin, suasana masih saja canggung karna diantara mereka belum ada yang mau membuka suara.
dan jeno rasa harus ia lagi yang memecah keheningan yang terjadi.
"mulai sekarang nama mu bukan jimin lagi" ujarnya memberitahu.
"maaf, tapi maksud mu apa tuan ?" tanya jimin bingung.
"dengarkan aku baik-baik karna aku tak akan mengulangi perkataan ku, ingat satu dari semua perkataan tak boleh kau bantah atau kau akan terima akibat nya ! satu bantahan satu hukuman"
jimin melebarkan matanya tak percaya bisa-bisanya lelaki didepannya ini berbicara seenaknya, tidak dia tidak mau perduli lagi dengan apapun yang dikatakan jeno padanya.
"dan dengarkan aku tuan, berhenti bersikap jika kau memiliki kendali penuh atas hidup ku, perlu ku tekan kan aku memang jaminan dari ayah ku tapi aku bahkan tak akan pernah ingin menuruti perintah mu sedikit pun !" ujar nya lalu berdiri berniat ingin meninggalkan jeno dan pergi sejauh mungkin dari sini, namun tak bisa ketika tangannya lebih dulu dicekal oleh jeno dan ia ditarik hingga terjatuh diatas pangkuan jeno.
"kau tak bisa pergi, jadi dengarkan aku"
"nama mu sekarang adalah Lee karina, karna kau adalah calon istri ku !"
"kau gila ?!!!" teriaknya kesal, sungguh jimin tak perduli lagi jika ia akan diperlakukan kasar oleh jeno atas tindakannya barusan.
lagi pula, apa hak nya menyuruh jimin untuk menjadi istrinya ? enak saja ia tidak mau, sungguh.
"berani sekali kau berteriak padaku ?!" kali ini jeno benar-benar marah ia bahkan menaikan nada bicaranya.
dan untung lah, jeno memberikan jimin kamar yang kedap suara.
"aku tidak mau menikah dengan mu !" desisnya.
"aku tak membutuhkan persetujuan mu, pernikahan kita akan terlaksana sesegera mungkin ! mulai sekarang aku tak ingin kau menyebut diri mu sebagai jimin, biasakan lah dirimu dengan nama lee Karina" jeno berbicara sambil mendekap jimin erat-erat agar gadis itu tak memberontak.
"jika kau menurut hidup mu akan nyaman tanpa kekurangan sedikit pun tenang saja karina, kau akan tetap bersekolah !"
"ku pastikan pernikahan kita akan tetap terlaksana seminggu lagi, sekarang tidurlah jangan mencoba untuk kabur" ujar jeno lalu membaringkan karina diranjang miliknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tied By Destiny [ END ]
Romansa"tapi aku tak tau apa-apa tentang ini semua tuan" "kau pikir aku peduli ? tidak" Ini bukan mau nya hidup dalam kungkungan lelaki berwajah malaikat tapi berhati iblis. Dia bahkan tak tau apa yang membuat nya bisa berada dalam pengawasan Lelaki itu. D...