"Karina apa kau ingin memakan sesuatu ?" Tanya Jeno pada karina, gadis itu mengangguk "aku ingin apel itu" lalu jeno pun mengupasnya setelah nya ia memberikan apel itu pada karina.
meski ia rasa ini berlebihan namun karina mencoba bersikap biasa saja.
"Eumm jeno aku ingi-"
"Kau ingin keluar dan berjalan-jalan diarea taman rumah sakit kan?" tebak jeno hal itu membuat senyuman karina terbit.
"Mauuuu" jawab nya antusias.
jeno pun mengambil kursi roda lalu menggendong tubuh ramping Karina guna memindahkannya untuk duduk ke kursi roda.
lalu keduanya berjalan.
"Udara disini segar sekali ya" ujar karina kepada Jeno yang kini sedang berada tepat didepan nya, mereka duduk ditaman ini, sangat indah seperti bukan taman rumah sakit saja.
"Tentu, aku tau kau bosan didalam ruangan itu" ujar Jeno.
"kapan aku bisa pulang jeno ?"
"besok" jawabnya.
"dan jangan ulangi lagi"
"Aku bahkan tak tau arti kata 'ulangi' dari mu" jawab karina
"Jangan lagi membuat ku khawatir setengah mati, jangan lagi membuat ku takut kehilanganmu, jangan membuat ku bersikap kalang kabut" ujar Jenk
Chup
Karina mencium pipi Jeno yang memang sedang berada didepan nya ini "sebelumnya aku minta maaf karna lancang mencium mu, tapi aku berterimakasih jeno"
"Aku janji tidak akan membuat kau merasa seperti itu lagi" balas karina hal membuat jeno terdiam mendengar kan nya, tapi juga tenang.
Lalu tak sengaja mata karina melihat ada kedai es krim didepan sana "Wahh ada kedai es krim" ujar nya membuat Jeno ikut mengalihkan pandangannya pada kedai es krim yang tengah ditatap oleh karina dengan pandangan berbinar.
"Kau mau?" Tanyanya
ia mengangguk penun semangat "iya aku mauu" balas karina
"Kau tunggu disini jangan kemana-mana, aku yang akan pergi kesana" lalu jeno pun beranjak pergi menuju kedai es krim.
"hikss" karina menatap seorang anak kecil yang sedang menangis tak jauh darinya, dengan perlahan karina berdiri dan meninggalkan kursi rodanya ia berjalan menghampiri seorang anak kecil yang sedang menangis itu.
seolah lupa dengan larangan jeno tadi.
"hai" sapa karina saat sudah berada didepan anak kecil itu.
"hiks hikss" tangisan itu semakin kuat terdengar membuat karina ditatap oleh para pasien dan kerabat pasien yang memang sedang berada ditaman.
"jangan menangis" ujar karina lalu anak kecil itu mendongak dan menatapnya.
"kenapa kamu menangis, dimana ibu mu ?" tanya karina anak kecil itu berumur sekitar 10 tahun, sangat lucu. karina lalu berjongkok mensejajarkan dirinya.
"i ibu pergi meninggalkan ku hikss, katanya aku nakal" ujar anak itu.
karina langsung merasa iba "jadi kamu sengaja ditinggal disini dan ibu mu pergi begitu saja ?" tanya Karina anak kecil itu mengangguk.
"karinaa" teriak jeno lalu ia berjalan menghampiri Karina, dia melirik ke arah anak kecil yang sedang menangis itu dan langsung menarik karina untuk berdiri.
"kenapa kau suka sekali membantah karina, sekarang ayo kembali" geram jeno.
karina menolak "aku minta maaf, tapi tadi aku melihat anak kecil ini menangis. dia baru saja ditinggalkan oleh ibunya seorang diri disini jeno, ibunya sengaja meninggalkan nya aku merasa kasihan, apa sebaiknya kita laporkan hal ini pada polisi setempat ?"
jeno diam lalu ia melirik sekilas ke arah anak kecil yang masih menangis itu "akan ku suruh bawahan ku untuk membawanya, ini makan es krim mu" ujar jeno.
"terimakasih" karina tak memakan nya namun ia kembali berjongkok dan memberikan es krim itu pada si anak kecil.
"hei, berhenti lah menangis ini aku berikan es krim yang sangat lezat untuk mu" ujar karina.
anak kecil itu secara perlahan mengambil es krim yang berada ditangan Karina "telimakacih" ujarnya karina mengangguk.
"siapa nama mu ?" tanya jeno.
"nama ku Jinnie kak"
"Karina ayo kita tinggalkan dia, bawahan ku sudah datang" ajak jeno namun lagi-lagi karina menolak.
"aku merasa kasihan padanya jeno, aku mau kitalah yang mengantarkannya secara langsung"
"tapi kau baru besok pagi karina, bagaimana bisa aku membiarkan anak itu berada dalam radar kita"
karina tampak kecewa saat mendengar ucapan jeno.
"jeno aku mohon, biarkan dia tetap tinggal setidaknya jika ada dia nanti aku ada teman untuk diajak mengobrol didalam kamar, ku mohon" karina memelas dan itu salah satu kelemahan jeno.
"okay, do whatever you want" ujar Jeno dan lagi-lagi hal itu membuat mendapatkan kecupan serta pelukan dari karina.
"terimakasih" lalu ia segara mengamit tangan jinnie.
"ayo ikut bersama kakak, nanti kakak akan memberikan mu banyak mainan" ujar karina, karena memang dasar anak kecil itu mudah sekali percaya pada orang asing.
"lepaskan karina, biarkan di periksa dan dibersihkan terlebih dahulu" ujar jeno lalu ia melepas pegangan tangan karina dan jinnie.
lalu kedunya berjalan memasuki gedung rumah sakit.
•TBD•
Kamar inap karina kini dipenuhi oleh berbagai macam mainan, setelah dibersihkan, maksudnya diganti baju nya dengan yang baru, jeno takut anak kecil itu akan membawakan virus lalu setelah diperiksa jinnie langsung dibawa ke kamar tempat dimana karina dirawat.
yang tentu saja disambut dengan senang oleh karina, ia merasa setidaknya tidak akan bosan jika harus menunggu sampai besok.
disini juga ada jeno, namun lelaki itu sedang tertidur mungkin lelah. Biarkan saja dia.
"kamu cantik sekali jinnie" ujar karina
"terimakasih kak"
karina mengangguk "dimana ayah mu ?" tanya karina.
jinnie mendongak lalu raut wajahnya berubah seketika "ibu membuatnya pergi meninggalkan kami berdua"
setelah diam karina tak ingin bertanya lebih jauh, ia takut pertanyaan akan melukai hati jinnie.
•TBD•
Singkatnya pada hari ini karina sudah diperbolehkan untuk pulang, sejujurnya jeno ingin langsung kembali ke hotel namun karina meminta jeno untuk langsung melaporkan jinnie ke polisi, jadilah meraka dikantor polisi sekarang.
"jadi dia anak seorang wanita malam ?" jeno bertanya dan polisi itu mengangguk.
"kami tak bisa membiarkan dia dirawat oleh ibunya, kami akan mengantarkan nya ke departemen layanan pelindung anak dan akan memberikan penanganan khusus jika terjadi tantangan perilaku atau mental yang parah, lalu kami akan melakukan RTCs, residential treatment centres untuk memfokuskan perawatan nah di fasilitas semacam itu sering kali kami lakukan guna mempersiapkan anak untuk kembali ke rumah asuh, ke rumah angkat, atau ke orang tua kandung bila memungkinkan" jelas polisi.
karina yang mendengarnya menjadi tak tega, ia merasa jahat jika meninggalkan jinnie sendirian disini.
"kalau begitu kami pergi" ujar jeno lalu ia mengajak Karina untuk pergi dari sana meninggalkan jinnie sendirian.
karina tak tega sungguh, jinnie masih terlalu kecil untuk ditinggal sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied By Destiny [ END ]
Romance"tapi aku tak tau apa-apa tentang ini semua tuan" "kau pikir aku peduli ? tidak" Ini bukan mau nya hidup dalam kungkungan lelaki berwajah malaikat tapi berhati iblis. Dia bahkan tak tau apa yang membuat nya bisa berada dalam pengawasan Lelaki itu. D...