Saat ini jeno dan yeri tengah berada di bandara dan meninggalkan karina sendirian dirumah bersama para maid.
Sekarang sudah pukul sembilan malam bahkan yeri dan jeno, juga belum pulang.
karina mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan disekitar. ia baru bangun tidur ngomong-ngomong, ia kembali meringis kesakitan dibagian lengan nya.
"aku harus kabur dari sini" ujar karina bermonolog lalu ia berjalan menuju jendela untuk melihat kebawah ada atau tidak nya bodyguard.
Karina mengernyitkan dahi nya heran "Tumben sekali tidak jaga?" Ujarnya sambil tersenyum lalu berjalan menuju walk in closet untuk berganti baju yang membuat nya mudah kabur.
Yah tiba-tiba saja ide untuk kabur itu melintas kembali dipikiran nya.
karina memakai baju kaos berwarna putih dipadukan dengan celana jeans, tidak lupa hoodie hitam sebenarnya ia kesakitan saat memakai hoodie itu, tapi jika tidak digunakan berbahaya untuk lukanya. udara diluar juga pasti dingin.
karina juga Pergi membawa beberapa pasang baju perempuan yang kemarin jeno siapkan menggunakan tas hitam milik jeno tentunya.
karina pun berjalan keluar dengan cara mengendap-endap agar tidak ketahuan tentunya. karina rasa para maid dirumah ini sudah tidur.
mengingat ini sudah jam sembilan malam.
Sekarang ia tengah berada diantara lift dan tangga menimbang-nimbang ingin menggunakan alternatif apa. Jika karina memilih lift ia takut dilift ini sudah ada pengaturan khusus atau alarm yang dapat berbunyi saat ia memasuki nya sendiri tanpa jeno, tapi disisi lain jika ia menuruni tangga akan sangat melelahkan.
Jika mengingat kondisi nya yang belum stabil "Sebaiknya aku menggunakan tangga saja dengan pelan-pelan" akhirnya ia memilih tangga.
Satu persatu anak tangga sudah dilaluinya dengan aman dan selamat, sekarang tinggal caranya ia pergi keluar.
Ia saja tidak memegang kunci rumah,lalu bagaimana? Setau nya kunci rumah ini ada pada Jeno dan kepala pelayan. bona ? tentu saja bukan ia hanya pelayanan yang jeno khusus untuk mengurusi segala kebutuhan karina.
gadis itu merutuki kebodohan nya yang satu ini, percuma saja jika ia berhasil melewati tantangan diatas kalau dibawah ia harus direpotkan dengan pintu.
Jika ia hanya diam didepan pintu ini sama saja ia membuang kesempatan emas ini untuk bebas dari jeratan jeno dan keluarganya.
Sebenarnya bisa saja karina membuka nya dengan jepit rambut kecil miliknya, tapi mengingat jeno itu kaya tak mungkin ia mempunyai pintu rumah yang mudah dibuka hanya dengan jepit kecil berwarna hitam itu.
Lama berfikir akhir nya karina mendapatkan jalan keluar untuk ini, jendela.
Dirumah ini banyak jendela jadi ia berfikir bisa lewat itu untuk pergi dari sini. karina pun memilih jendela yang ada di dapur karna ia ingin pergi melalui belakang rumah menurut nya akan lebih mudah jika kabur dari arah belakang.
Kini karina sudah berada didapur lebih tepat nya sedang berada didepan jendela besar milik jeno.
Ia tersenyum senang ini yang ia inginkan dari kemarin, bebas dari jeno.
Sebelum benar-benar pergi ia sempat mengambil beberapa aksesoris jeno yang terdapat di walk in closet tadi. Untuk ia jual ia yakin betul barang-barang jeno memiliki harga yang fantastis
bukan bermaksud ingin mencuri tapi ia harus melakukan untuk sekarang, ini mendesak.
Pranggg
KAMU SEDANG MEMBACA
Tied By Destiny [ END ]
Romance"tapi aku tak tau apa-apa tentang ini semua tuan" "kau pikir aku peduli ? tidak" Ini bukan mau nya hidup dalam kungkungan lelaki berwajah malaikat tapi berhati iblis. Dia bahkan tak tau apa yang membuat nya bisa berada dalam pengawasan Lelaki itu. D...