18

2.9K 386 20
                                        

Sepertinya rencana jeno untuk mengajak karina pergi malam ini harus batal lantaran gadis itu tiba-tiba merasa perutnya sangat sakit dan tentu saja hal itu membuat jeno khawatir setengah mati.

karna hal ini juga mereka melawatkan makan malam bersama, ibu dan ayah jeno.

padahal karina sudah mengatakan jika ini sudah biasa ia alami, ya karna dia sedang kedatangan tamu bulanan nya namun jeno masih saja terus-menerus bersikap over protective.

"Kau ingin kita ke dokter saja ?" tanya jeno, karina merasa jengah sendiri mendengar pertanyaan yang jeno lontarkan untuk kesekian kalinya, oh ayolah padahal sudah dijelaskan jika ia sedang dalam masa periode nya.

"tidak usah tuan, itu sangat berlebihan lagi pula aku tak inginkan merepotkan mu terus menerus, aku baik-baik saja kok" ujar nya.

jeno menggeleng ia menghela nafas kasar "Jika kau tak ingin ke dokter, biar dokter yang datang kesini" ujar jeno tegas dan langsung menelpon dokter pribadinya yaitu dokter eunbi, ia tak mau dibantah.

"satu lagi jangan panggil aku tuan, aku calon suami, panggil aku jeno" tambahnya lagi.

oh ayolah, meski pun karina mengatakan baik-baik saja dan sudah biasa mengalami nya, tetap saja jeno khawatir wajah karina sangat pucat bahkan ia hanya bisa berbaring saat ini.

sesakit itu kah ? pikir jeno.

dan karina hanya bisa pasrah dengan keputusan jeno.

jeno lalu menekan tombol interkom yang langsung terhubung pada maid nya, ia menyuruh mereka untuk membawakan karina makanan, karna memang sedari tadi gadis itu menolak bahkan saat jeno memaksanya, sekarang jeno tidak bisa jika harus membiarkan karina terus-menerus menolak ucapannya.

lalu ia menatap ke arah karina yang masih memegang perutnya, baik-baik saja apanya ? cih dasar pembohong.

tak lama kemudian seorang maid masuk membawakan nampan yang berisi makanan, serta secangkir teh hangat.

"tuan muda ini makanannya dan disini juga ada secangkir teh dari nyonya yeri, katanya ini teh herbal yang dapat meredakan nyeri diperut" ujarnya memberi tau.

"silahkan pergi" ujar jeno setelah maid tadi membawa kan makanan untuk karina.

jeno memang sempat mengatakan pada yeri alasan mereka melewatkan makan malam hari ini.

"ayo makan, aku akan menyuapi mu" ujar jeno lalu membantu karina untuk duduk dan menyandarkannya pada headboard.

"tap-"

"jangan menolak jangan membantah, menurut lah sedikit ini demi kebaikan mu" tekan jeno, karina pun hanya bisa diam dan menuruti jeno untuk makan.

"buka mulut mu" ujar jeno sambil mengarahkan sendok ke karina, lalu dengan berat hati ia pun menerima suapan itu.

sejujurnya karina tak memiliki selera makan, disaat seperti ini.

jeno kembali menyuapkan nasi ke arahnya, namun Karina langsung menahannya ia mengambil alih sendok itu dari tangan jeno.

"tuan, ah tidak maksud ku jeno"

"kau juga harus makan, aku tau kau juga melawatkan makan malam tadi, sekarang gantian buka mulut mu" ujar karina lagi.

jeno tak menyahut namun ia tetap melakukan apa yang di minta oleh karina.

saat jeno hendak mengambil alih sendok yang dipegang oleh Karina, tapi dengan cepat gadis itu menahannya.

"aku bisa makan sendiri jeno, jadi biarkan aku yang menyuapi mu ya ?" lalu ia kembali menyuapkan nasi pada jeno.

meski sebenarnya karina masih merasa tak enak harus memanggil lelaki ini dengan namanya, namun ia tetap mencobanya seperti apa yang diperintahkan jeno.

tak lama kemudian handphone milik jeno berbunyi, ia baru saja mendapatkan pesan dari dokter eunbi yang mengatakan jika ia telah tiba dirumahnya dan akan segera naik ke lantai atas.

benar saja, pintu kamar terbuka dan langsung menampilkan ekstensi dokter eunbi disana hal itu membuat karina sedikit canggung karena posisinya yang masih berhadap-hadapan dengan jeno.

"selamat malam" sapanya.

"selamat malam juga" balas karina dan jeno langsung mengambil alih piring yang berada ditangan karina lalu menyuruh gadis itu untuk langsung berbaring.

kembali lagi jeno menekan tombol interkom untuk menyuruh maid membereskan bekas makanan mereka.

"jadi kamu karina ?" tanya dokter eunbi dan karina mengangguk.

dokter eunbi pun tersenyum "ck, pantas saja jeno terpikat dan sangat menjaga nya, gadis secantik Karina memang akan membuat siapa saja yang melihatnya akan langsung terpikat" ujar dokter eunbi dalam hati.

"bisa tolong keluar sebentar" suruh eunbi pada jeno.

tentu saja jeno menolaknya "tidak mau, periksa dia didepan ku" pinta jeno.

dokter eunbi menggeleng "tidak bisa tuan jeno, karna aku akan menyingkap bajunya" ujar eunbi dan hal itu lantas membuat jeno menatap tajam dirinya.

"tidak boleh"

"kalau tidak boleh bagaimana aku bisa memeriksa nya hah ?! astaga aku ini perempuan dan sudah bertunangan tidak mungkin juga kan kau mencurigai ku sebagai penyuka sesama jenis ?"

"ck, baiklah" akhirnya dengan sangat terpaksa jeno langsung keluar dari sana, walau sebenarnya ia ragu.

"jeno itu sangat menyebalkan Karina, kenapa kau mau saja berkencan dengan nya ?" tanya dokter eunbi sambil memeriksa keadaan karina.

gadis itu tersenyum mendengar penuturan dokter eunbi, meski karina akui jeno itu tampan namun tetap saja sejujurnya karina masih belum bisa menyukai jeno.

hah andai saja dokter eunbi tau kejadian yang sebenarnya, bagaimana peristiwa nya hingga mengharuskan karina berada dirumah ini.

"mungkin takdir" ujarnya asal.

tidak mungkin juga ia menceritakan nya pada dokter eunbi.

"sejujurnya dokter, aku hanya sakit perut karna kedatangan tamu, namun jeno tetap memaksa harus diperiksa ke dokter, maaf ya merepotkan mu malam-malam begini" ujar karina, lagi.

"tidak masalah kok, aku sudah biasa lagi pula ini memang tugas dokter membantu siapa saja yang membutuhkan bantuannya"

"oh ya, bagaimana dengan keadaan tangan mu ? apa lukanya sudah membaik ?" tanya dokter eunbi.

Karina sontak terkejut, maksudnya dari mana dia tau jika ia memiliki luka di tangan, padahal saat ini ia juga sedang menggunakan crewneks.

melihat raut terkejut karina dokter eunbi pun menjelaskan ke karina, alasan kenapa dia mengetahui luka gadis itu dan setelah dijelaskan karina hanya bisa menganggukkan kepalanya.

dan

"nah, sudah selesai benar seperti yang kamu katakan ini hanya nyeri karna kamu sedang kedatangan tamu, namun aku tetap akan memberikan mu obat ya" ujar nya.

"terimakasih ya dokter" ujar Karina.

"panggil saja eonnie, agar terlihat lebih akrab" karina mengangguk dan eunbi kini tengah berjalan keluar kamar untuk memanggil jeno.

"ini obat nya jeno, karina hanya sakit perut biasa, kalau begitu aku pulang dulu ya karina, bye jeno" ujar dokter eunbi sambil menyerahkan obat karina lalu beranjak pergi dari sana.

soal bayaran ? ck tenang saja jeno sudah mentransferkannya.

"masih sakit hm ?" tanya jeno lalu ia kembali duduk dihadapan karina.

gadis itu mengangguk "masih terasa sakit, tapi tenang saja ini sudah lebih baik dari yang tadi" jelas karina.

jeno mengangguk lalu memberikan obat karina, menyuruh agar gadis itu segera meminumnya dan Karina menurut saja.

"sekarang tidur"






aku udah balik nih

jangan lupa vote dan coment.

follow wattpad ku ya !!

maaf kalau ada typo.

Tied By Destiny [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang