"Rara, my baby, my sweetheart, my honey, kamu kenapa? Sakit apa? Bilang sama Kakak," cerocos Alan.
Alan mendobrak pintu kamar Rara, membuat Rara dan Bara terkejut. Rasa kantuk Rara sudah menghilang digantikan detakan jantung yang cepat. Refleks, tangannya memegang dada kirinya.
Bara menatap tajam Alan, yang sekarang sudah duduk di samping Rara, Ia jadi khawatir melihat raut terkejut Rara.
"Apa-apaan kamu Alan? dasar pengacau," Desis Bara.
Alan mengalihkan pandangannya pada Bara, Ia menelan ludahnya susah payah menyadari hawa mengerikan yang menyelimuti Bara. Jika ini adalah film kartun, bisa Alan pastikan di belakang Bara akan ada jin jahat yang sedang mengutuk dirinya.
"Hehehe, eh Kakak ada di sini juga ternyata, Kok gak kerja?" Cengir Alan. Ia merapatkan tubuhnya pada Rara.
"Kenapa sudah pulang, Kamu bolos?" Tanya Bara tajam.
Dengan cepat Alan menggelengkan kepala, takut membuat Bara lebih marah, bisa-bisa nanti dia ditendang ke luar angkasa.
"Enggak kok, guru rapat jadi pulang cepet.""Jangan berbohong, emang kau pikir aku akan percaya?" marah Bara yang semakin menyorot Alan tajam.
Jujur saja, Alan memang bolos. Maka dari itu Ia semakin mendekat lagi kepada Rara, persis seperti seekor tikus yang bersembunyi dari kucing liar.
"Beneran ihh, mana berani Alan boong!" seru Alan cepat tak ingin semakin di pojokkan, apalagi tatapan tak percaya Bara semakin terasa menusuk.
"Kakak masih SMA ya?" Celetuk Rara, melenyapkan aura permusuhan yang Bara pancarkan pada Alan.
Hembusan nafas lega keluar dari bibir Alan, saat Bara kembali fokus pada Rara.
Selamat-selamat, batin Alan.
"Iya Kakak kelas 3, maaf ya ngagetin kamu tadi. Kakak khawatir pas mamah bilang kamu sakit," jelas Alan diiringi nada menyesal di akhir.Di sisi lain Alan menghembuskan nafas lega, berkat Rara, sekarang fokus Bara teralih menjadi ke arah Rara, terbukti dengan tatapan Bara yang melembut saat Rara buka suara.
Rara tersenyum menenangkan. "Iya gapapa kok. Kenapa kalian khawatir banget sama Rara? Padahal Rara udah biasa kok sakit gini," kekeh Rara santai.
Bara dan Alan menaikkan alisnya, biasa? Apa Rara baru saja bilang biasa sakit? Rahang mereka berdua langsung mengeras menahan amarah.
"Biasa apanya? Kamu sakit Ra. Jangan bilang begitu," ucap Bara datar.
"Kakak kenapa marah?" Cicit Rara kaget sekaligus takut.
"Kak Bara benar, kalau kamu sakit itu gak biasa aja Ra," ujar Alan lembut, tak ingin semakin membuat adiknya merasa tersudutkan dan takut.
"Maafin Kakak," sesal Bara.
Mata Alan langsung membulat dengan wajah begonya.Apa telinganya tak salah dengar? Kakaknya baru saja melontarkan kata maaf? MAAF? Selama hidup Alan, Ia tak pernah mendengar seorang Bara meminta maaf pada siapa pun. Kakaknya itu sangat angkuh dan arogan.
Gue masih waras kan? ga nge khayal kan? batin Alan bergidik, bahkan bulu kunduk nya surah meremang.
"Aku yang minta maaf."
Refleks Rara memeluk tubuh kekar Bara yang ada di sebelahnya, karena merasa bersalah sudah membuat Bara khawatir.
Sekejap tubuh Bara membeku mendapat perlakuan manis dari Rara, Ia segera membalas pelukan Rara erat, hatinya menghangat, bibirnya langsung membentuk lengkungan yang membuat wajahnya bekali-kali lipat lebih tampan.
Alan semakin dibuat melongo melihat dua sejoli itu saling berpelukan. Jarinya mencubit pipinya sendiri, takut Ia sedang bermimpi.
"Aws..." ringis Alan, "kok kalian sosweet sih? perasaan tadi pagi masih diem-dieman deh" Kesal Alan sekaligus heran.
Rara melepaskan pelukannya dengan Bara, membalikkan tubuhnya menghadap Alan dengan wajah polosnya.
"Kakak mau dipeluk juga?" Tanya Rara polos.
"Iya dong."
Alan merentangkan kedua lengannya, Rara langsung berhambur ke pelukan hangat Alan sambil terkekeh lucu.Meskipun masih sering canggung, tapi Rara sudah memutuskan untuk menjalin hubungan baik dengan mereka, karena selama Ia tinggal disini mereka semua sangat baik kepadanya.
Betapa gemasnya Alan dan Bara melihat tingkah manis dan manja Rara. Mereka menyesal tidak melihat pertumbuhan adiknya dari kecil, apakah Rara mendapat kasih sayang yang tulus atau tidak. Mulai sekarang Bara dan Alan berjanji akan selalu menyayangi dan melindungi Aurora-nya.

KAMU SEDANG MEMBACA
New Life [END]
ChickLitSeluruh Chapter tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] *** Aurora yang sering disapa Rara dipertemukan kembali dengan keluarga kandungnya. Ternyata Ia memiliki tiga Kakak laki-laki yang sangat possessive. Apakah Rara...