NL - 25

60.8K 4.5K 177
                                    

"Kakak?"

Rara berdiri mematung di tempatnya, bukan karena Bara menurunkannya lalu berlari menggendong Leta yang jatuh pingsan di bawah tangga, tapi karena mata Rara menatap senyum tipis yang tercetak di wajah Leta dengan mata terpejam, di gendongan Bara.

Kepala Rara menggeleng, mungkin Ia hanya berhalusinasi, mana mungkin orang pingsan tersenyum, Rara menepuk-nepuk kepalanya pelan.

"Aku pasti salah liat."

Tapi hati Rara entah kenapa jadi gelisah, apa Leta berbohong? Tapi itu tidak mungkin.

"Ish, kayaknya aku masih ngantuk jadi gini," dengus Rara, "mending aku susul mereka," sambungnya.

Rara berlari pelan menyusul Nadin dan Bara ke kamar Leta di lantai dua, setelah tiba di depan pintu kamar Leta yang terbuka, Rara langsung masuk begitu saja.

Di dalam kamar Bara sudah membaringkan Leta di ranjang, Rara berdiri di samping Nadin yang sedang duduk di sebelah kiri Leta, sedangkan Bara Ia berdiri di sebelah kanan Leta.

Perlahan Leta mengerjapkan matanya, tangannya memegang pelipisnya.

"Sshhh..." ringis Leta.

Dengan sigap Nadin menuangkan air ke dalam gelas yang ada di atas nakas sebelah ranjang, lalu menyodorkannya kepada Leta.

Bara hanya menatap Leta, tanpa menolong gadis itu untuk bangkit duduk, alhasil Leta dibantu oleh Nadin, setelah Nadin menitipkan gelas yang ada ditangannya ke Rara sebentar.

"Hati-hati," khawatir Nadin.

Leta sudah merubah posisinya menjadi duduk, sesekali Ia masih meringis. Nadin kembali mengambil alih gelas yang berisi air putih dari tangan Rara, kemudian menyuruh Leta untuk meminumnya.

"Kak Leta gapapa?" Tanya Rara cemas.

Senyum tipis terukir di wajah Leta, lalu mengangguk sebagai jawaban.

"Udah Mah."

Setelah meneguk beberapa tetes air, Nadin kembali meletakkan gelas tersebut di atas nakas.

"Kamu kenapa, Kok bisa pingsan?" Tanya Nadin.

Nadin merapikan rambut yang ada di wajah Leta, lalu mengusap kepala Leta sayang. Ia sungguh khawatir melihat Leta jatuh pingsan tadi.

Bara berbalik berniat meninggalkan kamar tersebut, karena Ia merasa tugasnya telah selesai. Tapi, langkahnya langsung terhenti.

"Kakak mau kemana?" Sahut Leta.

Melihat Bara yang akan meninggalkan kamarnya, Leta langsung membuka suara untuk mencegahnya.

Badan Bara berbalik, alisnya saling bertautan. "Kenapa?"

"Enggak kok, aku cuma mau bilang makasih karena udah gendong aku ke kamar," jawab Leta cepat.

"Hmm."

Bara melenggang pergi. Nadin, Rara, dan Leta hanya memandang kepergian Bara dengan pandangan yang berbeda-beda.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang