NL - 37

56.2K 4.4K 80
                                    

Cuaca lumayan mendung, tak ada cahaya matahari yang menyinari pagi ini, hanya ada awan kelabu di langit, diiringi semilir angin yang berhembus membawa hawa dingin.

Rara semakin menaikkan selimut yang membalut tubuhnya, Bara yang duduk sebelah Rara di ranjang, meletakkan laptopnya ke atas nakas, lalu menghadapkan tubuh tegapnya ke arah Rara yang sedang berbaring tapi matanya terbuka lebar.

"Dingin?"  

Bola mata Rara menatap ke atas, agar bisa melihat Bara yang sedang bertanya kepadanya. Rara hanya mengangguk mengiyakan, Ia memang lemah terhadap hawa dingin, tubuhnya akan jadi menggigil.  

Bara menyenderkan punggung dan kepalanya ke kepala ranjang, menarik bahu Rara untuk menyandar di dada bidangnya.

"Eh?" Kaget Rara.

"Naikin selimutnya," titah Bara.

Tangan Rara menarik selimut yang melorot akibat Bara yang menarik tubuhnya, lalu Rara mengubah posisinya jadi menghadap dada Bara, memeluk kakaknya mencari kehangatan.

"Tidur sayang."

Rara hanya diam, dari tadi Rara sudah berusaha untuk menutup matanya, tapi tidak bisa. Meskipun mengantuk, Rara tetap susah tidur.

"Gak bisa," ucap Rara pelan.

Mendengar itu, Bara mengangkat tangannya ke atas kepala Rara, lalu mengelusnya lembut, agar adiknya itu segera tertidur.

"Kak...."  

"Hmm."

Bara menjawab tanpa mengalihkan fokusnya dari laptop yang sudah kembali ke pangkuannya, satu tangannya dipakai untuk memeluk Rara, sedangkan satunya lagi dipakai untuk mengetik sesuatu di layar laptopnya.

Hanya mendapat jawaban singkat, Rara kembali diam. Sebenarnya Ia merasa bosan, tapi tidak berani untuk meminta kakaknya itu agar membawanya keluar, apalagi saat melihat Bara sibuk dengan laptopnya.

Tak mendengar suara Rara lagi, akhirnya Bara memutuskan mematikan laptopnya, lalu menunduk untuk melihat adiknya, yang ternyata sedang menatapnya.  

Bara terkekeh. "Kenapa sayang?"  

"Kakak lagi sibuk ya?" Tanya Rara polos.

Kedua tangan Bara digunakan untuk memeluk adik kecilnya. "Enggak."

Drrtt....

Dering ponsel berhasil membuat Bara dan Rara menolehkan kepalanya ke arah ponsel yang ada di atas nakas, ternyata itu adalah ponsel milik Bara.

Tangan kiri Bara terulur mengambil ponsel tersebut, saat matanya menatap layar yang menyala di sana tertera nama Jack, segera saja Bara mengangkatnya.

"Ya?"

"Hallo Tuan, maaf menganggu. Mr. Damian dari London sudah tiba di kantor."

Astaga, Bara lupa jika hari ini dia akan rapat dengan klien dari luar negeri.  

"Kamu gantikan saya."

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang