NL - 39

57.2K 5.1K 453
                                    

Hari ini adalah hari jum'at, dan kebetulan Arsen akan pulang hari ini dari luar negeri, karena perjalanan bisnis. Nadin dari siang hari sudah disibukkan dengan segala persiapan untuk menyambut Arsen, dengan mengadakan makan malam di halaman belakang yang luas dan asri.

"Leta sayang, panggilin Rara buat ke sini ya," titah Nadin.

Leta yang sedang menyeka piring menggunakan lap khusus pun menghentikan tangannya, kepalanya menoleh kepada Nadin, lalu tersenyum sambil mengangguk.

"Iya Mah."

Leta menegakkan tubuhnya, lalu berjalan pelan menuju kamar sepupunya itu, tak lama Ia sampai di depan kamar Rara, tanpa mengetuk pintu, Leta masuk begitu saja ke dalam.

"Ke halaman belakang," singkat Leta.

Mendengar suara Leta, sontak saja Rara terkejut, Ia memalingkan wajahnya dari buku tugas, lalu berdiri setelah menutup buku tersebut.

"Iya Kak."

Tak ingin membuang waktu, Rara segera menyusul Leta ke halaman belakang. Ternyata di sana, sudah ada Arsen yang sedang duduk di kursi, membuat Rara antusias.

"Papah," seru Rara semangat.

Kepala Arsen menoleh, Ia tersenyum lembut menatap Rara, tangannya terlentang menyambut sang putri. Arsen sangat merindukan putri kecilnya yang manja ini, setelah beberapa hari tak bertemu.

"Aku kangen papah," rajuk Rara.

"Papah juga sayang."

Mereka berdua saling berpelukan, saling melepas rindu sebagai seorang ayah dan anak. Arsen mengelus puncak kepala Rara sayang, sesekali Ia juga mengecupnya.

"Papah bawain kamu hadiah."

Mata Rara berbinar mendengar penuturan Arsen, membuat Arsen terkekeh geli. Tangannya meraih sebuah kotak yang tergeletak di belakang tubuhnya, lalu menyodorkannya ke depan wajah Rara.

"Ini sayang."

"Buat aku Pah?" Tanya Rara senang. Kepala Arsen mengangguk kecil, diiringi tawa ringan.  

"Iya, coba buka. Lihat isinya," titah Arsen.

Tangan Rara membuka kotak tersebut, ternyata kotak itu berisi jepit rambut, tapi yang lebih spesialnya adalah jepit tersebut tidak sembarangan, karena jepit itu dilapisi mutiara dan berlian kecil yang mengelilinginya.

Manik coklat terang Rara melebar terkejut sekaligus kagum, awalnya Ia tak mengira jika itu adalah berlian dan mutiara asli, tapi setelah dijelaskan oleh Arsen, akhirnya Ia mempercayainya.

"Papah serius mau kasih ini buat aku?"

Alis Arsen menyergit heran. "Kenapa, gak suka ya?"  

Sontak kepala Rara menggeleng, mana mungkin Ia tak menyukai jepit rambut yang sangat indah ini.

"Makasih ya Pah," ucap Rara tulus seraya memeluk tubuh Arsen yang masih kekar.

Telapak tangan Arsen mengelus puncak kepala Rara sayang, tak salah memang Ia memilih hadiah tersebut untuk putri kecilnya. Arsen memang memesan khusus jepit itu untuk Rara.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang