Pagi hari di kediaman keluarga Addison terasa sangat menegangkan. Semua orang ada di rumah karena weekend. Bukannya mereka bersenang-senang bersama, tapi sekarang mereka malah saling tatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
Bara duduk di sofa dengan Rara di sampingnya, Arsen duduk di sebelah Nadin, Alan di sebelah Rio, dan Leta duduk sendiri di sofa single dengan kepala menunduk.
Hening. Daritadi tak ada suara yang memulai percakapan, atmosfer terasa tegang, hawa pun terasa tak mengenakan.
Rara menarik-narik ujung kaos yang digunakan Bara, membuat Bara menundukkan kepalanya menatap lembut Rara. Cup, Bara mengecup pelipis Rara sayang, membuat Rara cemberut, padahal ini bukan waktunya untuk bermanja-manja.
"Diem aja sayang," bisik Bara.
Rara menghela nafas pasrah. Dari semalam Ia sudah membujuk papah dan kakaknya itu agar tak marah kepada Leta, karena bagaimana pun mereka adalah saudara, tapi sepertinya itu tidak mempan.
"Apa benar Leta, yang dikatakan Bara semalam?" Suara berat Arsen berhasil memecah keheningan.
Arsen memang tak mengetahui permasalahan ini, karena Ia sering berpergian ke luar negeri mengurusi bisnisnya, ditambah Bara yang tidak ingin meninggalkan rumah, membuatnya semakin sibuk.
Leta saling meremas tangannya gugup, bahkan sisi-sisi kukunya sampai lecet, hancur sudah image nya di depan semua orang, Ia mengaku jika Ia salah, tapi tetap saja untuk mengakui kesalahan nya Ia sangat takut.
"Ya gitu, kalau orang salah mah diem-diem bae," celetuk Alan yang sedang memangku setoples keripik keju di pangkuannya.
Pletak. Rio menjitak kepala Alan kasar, memang tidak tau waktu, di saat seperti ini malah bercanda. Rio kembali di buat mendengus, bisa-bisanya Alan dengan santai mengemil keripik, Ia pikir sedang menonton bioskop?
Sedangkan Alan hanya mendelikkan matanya tak suka kepada Rio, dengan tangan yang konsisten memasukkan keripik ke mulutnya.
"Jawab Leta!" Sentak Arsen.
"I-ya, p-pah. Tapi, aku menyesal hiks... aku gak sadar kalau selama ini aku udah nyakitin Rara hiks... " balas Leta diiringi isak tangis.
Bara menatap Leta yang sudah mengeluarkan air matanya remeh, Ia hanya santai memainkan rambut panjang Rara, dan sesekali menciumnya.
Nadin menatap Leta sendu, Ia tak menyangka jika Leta yang sudah dianggap anaknya sendiri, melakukan hal memalukan terhadap Rara. Nadin sangat sedih.
"M-aafin aku hiks..." mohon Leta.
"Mamah gak nyangka kamu bisa berbuat seperti itu Leta, Mamah pikir kamu itu baik kepada Rara, tapi ternyata ... " Nadin tidak sanggup meneruskan ucapannya, hatinya sangat sakit mengetahui jika selama ini Leta selalu menyakiti Rara di belakangnya.
"Sudahlah Mah," ucap Arsen menenangkan.
Arsen menghembuskan nafas lelah, "Besok, kamu harus sudah tidak ada di rumah ini," putus Arsen tegas.
Leta mendongakkan kepalanya, air mata semakin mengucur deras dari matanya, kepalanya menggeleng cepat.
"Tapi-"
![](https://img.wattpad.com/cover/256863742-288-k812936.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
New Life [END]
Chick-LitSeluruh Chapter tersedia [CERITA SUDAH TAMAT] *** Aurora yang sering disapa Rara dipertemukan kembali dengan keluarga kandungnya. Ternyata Ia memiliki tiga Kakak laki-laki yang sangat possessive. Apakah Rara...