NL - 31

51.4K 4.1K 179
                                    

Seharusnya hari ini Rara sekolah, tapi apalah daya Rara, Ia dilarang oleh papah dan kakaknya. Alhasil Ia hanya diam di rumah, di saat semua orang pergi menjalankan rutinitasnya masing-masing.  

Mata Rara tak sengaja melirik jam dinding di kamarnya, ternyata jam sudah menunjukkan pukul 1 siang, itu artinya Rara mempunyai waktu 1 jam untuk siap-siap.

Rio sudah berjanji kepada Rara untuk mengajaknya pergi jalan-jalan. Saat Rio mengajaknya, Rara sangat senang, Ia sudah mumet diam terus di rumah tanpa melakukan apa-apa.

Rara berjalan ke meja rias, lalu duduk di sana. Sebenarnya Ia sudah memakai bajunya daritadi jadi sekarang Rara tinggal dandan saja.

Tangannya menepuk-nepuk pelan bedak baby ke wajahnya, lalu meraih lipbalm warna pink bibir agar tidak kelihatan terlalu pucat.  

"Perfect."

Kakinya melangkah ke arah lemari khusus tas kecil, matanya menelaah satu persatu tas tersebut, memilih kira-kira tas mana yang akan cocok dengan bajunya yaitu dress bawah lutut polos berwarna cream yang dilengkapi cardigan rajut warna putih tulang.

"Ah ini aja."

Rara meraih tas selempang berwarna cream, senada dengan dress yang dipakainya.  

Karena masih ada waktu 30 menit sebelum kakaknya menjemput, jadi Rara memilih diam terlebih dahulu di kamarnya sambil memainkan ponselnya.

Mata Rara melirik jam dinding, ini sudah pukul 1 lebih 15 menit, tapi Rio belum datang juga. Rara sudah bosan menunggu, Ia melepaskan cardigan yang tadi dipakainya. Lalu meletakkannya di kasur. Rara berusaha menelpon Rio, tadi nomornya tidak aktif.

"Apa baterai ponsel Kakak abis ya?" Tanya Rara pada dirinya sendiri.

Menit demi menit berlalu, bahkan Rara sudah bolak-balik ke bawah untuk mengecek apakah Rio sudah pulang atau belum, tapi Rara sampai saat ini tak melihat batang hidung kakaknya itu.

"Ishh, masa sih Kakak lupa," kesal Rara.

Jam sudah menunjuk ke angka 4, Rara sudah menghabiskan waktunya tanpa kepastian. Ia merasa kesal dan sedih karena Rio tidak menepati janjinya, padahal Rara sudah bersiap.  

Karena merasa tak nyaman terus-terusan memakai dress, akhirnya Rara memilih ganti baju saja menggunakan piyama.  

Rara membaringkan tubuhnya di ranjang, Rio benar-benar tidak ada kabar, kan jika tidak jadi main, bisa saja Rio menghubungi Rara, jadi Ia tak perlu menunggunya pulang.

"Meoww..."

Suara zii berhasil mengambil perhatian Rara, sekarang Rara sudah berdiri di depan zii yang terus-menerus mengeow.

"Kamu kenapa rewel?" Tanya Rara pada zii.

Zii hanya menatap Rara dengan mata bulat bersinarnya, membuat Rara gemas. Tangan Rara mengangkat zii lalu dipeluknya kucing itu. Tangannya mengusap bulu lembut dan halus milik zii.

"Kamu ikut kesel ya, liat aku gak jadi main?"

"Meow.."

Rara terkekeh pelan. Sepertinya kucing kesayangannya itu sangat mengerti dirinya.

"Aku bosen, ayo ke bawah aja."

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang