NL - 23

55.3K 4.7K 96
                                    

"Anak SMA kayak kamu ngapain nanya soal Pak Bara?"

Salah satu wanita tersebut, terlihat menatap dengan pandangan mengejek kepada Rara, sedangkan wanita di sebelahnya langsung menyikut pinggangnya menegur karena sudah tidak sopan.

"Emang kenapa?" Heran Rara.

Manik coklat terang Rara memandang mereka bergantian, lalu matanya melirik ke arah name tag yang ada di dada kiri mereka. Wanita yang ramah itu bernama Lusi, sedangkan wanita yang satunya lagi bernama Sisil.

Seluruh karyawan yang ada di lobi langsung menatap ke arah Rara, membuatnya jadi bingung, kenapa semua orang menatapnya, ada yang menatapnya aneh, kagum, mengejek, dan sebagainya.

"Aduh Adek, maaf ya sebelumnya. Tapi Pak Bara sedang rapat jadi tidak bisa diganggu," ucap Lusi dengan senyum ramahnya.

"Oh gitu, kalau boleh tau Kak Bara selesainya kapan?" Tanya Rara.

"Dua puluh menit lagi."

Rara menganggukkan kepalanya mengerti, jika hanya dua puluh menit Ia bisa menunggu, karena kalau pulang, terasa sia-sia Rara kemari.

"Kamu mending pulang. Ini juga bukannya masih jam belajar ya? Kamu bolos sekolah?" Tanya Sisil dengan nada yang sedikit naik di akhir kalimat.

Sontak Rara menggeleng. "Engga kok, aku emang udah pulang," sanggah Rara.

"Halah, cewek muda kayak kamu pasti cuma mau morotin Pak Bara kan? Ngaku deh," sinis Sisil.

Sisil sudah tak tahan melihat gadis berseragam SMA yang sedang mencari bos nya itu. Ia berpikir jika Rara adalah gadis yang hanya mencari keuntungan, karena selama ini banyak wanita yang mengaku-ngaku pacar Bara datang ke kantor ini.

"Kakak kok marah-marah terus sih?" Kesal Rara.

Rara merasa kesal dengan cara bicara Sisil, memangnya Ia salah jika Ia ingin menemui kakaknya sendiri?  

"Dih, siapa juga yang marah. Sana kamu pergi, so so-an mau ketemu Pak Bara."

Sisil menghempaskan rambutnya ke belakang, Lusi yang sudah merasa atmosfer semakin pengap, langsung berjalan keluar dari meja resepsionis, lalu berdiri di samping Rara.

"Ihh dasar tante-tante!" Ucap Rara kesal.

Dari Rara datang, perasaan Ia bicara baik-baik, tapi Sisil selalu membalas ucapan Rara dengan nada yang terbilang lantang, membuat Rara kesal.

"APA?" kaget Sisil.

"Udah Sil, gak malu apa diliatin karyawan lain, kamu juga harus nya sopan sama tamu," tegur Lusi.

Mendengar apa yang diucapkan Lusi, Sisil berusaha menetralkan amarahnya kembali. Dia memang tipe orang yang ceplas-ceplos, tapi ceplas-ceplos nya sering menyakiti lawan bicara nya, bahkan Lusi rekan kerja nya saja, sering Ia maki-maki.

"Adek kamu udah buat janji belum sama Pak Bara?" Tanya lusi pada Rara.

Lusi berdiri di hadapan Rara dengan senyum tipis, Ia tak ingin suasana semakin tegang, apalagi para karyawan sudah bergosip.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang