NL - 41

57.7K 4.6K 232
                                    

Dari pagi, Rara tak melihat keberadaan Leta, Ia sedikit merasa cemas, Ia juga sudah mencari Leta di seluruh rumah ini, tapi tidak menemukan batang hidung Leta. Rara sempat berpikir, apa Leta sudah meninggalkan rumah ini? Tapi jika itu benar kenapa Ia tidak tau.

Rara sedang ada di halaman depan rumah yang sangat luas, setelah mencari keberadaan Leta yang tidak ada di dalam rumah, Ia berinisiatif mencarinya ke luar rumah. Tapi, matanya tak sengaja melihat zii sedang berlari ke luar gerbang.

Melihat itu, sontak saja Rara berlari mengejar zii yang sudah menghilang dari balik pagar tinggi, Ia tidak ingin kehilangan kucing kesayangannya itu.

Rara terus berlari, zii berlari sangat cepat, mengharuskan Rara mengeluarkan tenaga nya ekstra. Tapi, sebelum menangkap zii.

"Mmpppp."

Tiba-tiba ada yang membekap mulut Rara menggunakan kain hitam, Rara berusaha memberontak tapi tenaganya malah semakin terkuras, belum lagi nafasnya yang dipaksa berhenti, membuat pasokan udara di dalam paru-parunya menipis.  

"Le-mmppas."

Rara berusaha memberontak, tapi tangannya sudah di tarik ke belakang tubuhnya, menimbulkan rasa sakit, lama-lama kesadaran Rara berkurang. Rara pingsan.

"Cepat bawa ke mobil!"

2 orang wanita berbeda usia dan seorang pria muda membopong tubuh Rara yang sudah terkulai lemas ke dalam mobil van yang terparkir di dekat sana.  

Mereka memang sedang mengintai rumah mewah keluarga Addison. Kebetulan keadaan komplek pun sangat sepi, jadi memudahkan mereka membawa Rara tanpa ketauan orang lain.

Mobil van yang membawa Rara itu sudah melaju dengan kecepatan tinggi, membelah jalanan yang lumayan ramai, sesekali mobil itu menyalip kendaraan lain yang menghalangi jalan.

***

Di sebuah gubuk, Rara didudukkan di kursi kayu yang kasar, kelopak matanya mulai mengerjap, Ia berusaha menyesuaikan cahaya yang memaksa masuk ke dalam retinanya. Kepalanya terasa pening, karena kain yang dipakai untuk membekap Rara diberi obat bius.

"Sshh..." ringis Rara merasa pusing.

Tangannya pun terasa sakit, akibat terlalu kencang diikat. Perlahan matanya menelusuri seluruh ruangan yang tampak usang dan tidak terurus itu, bahkan ada debu dan sarang laba-laba di mana-mana.

"Ohh, sepertinya putri raja ini sudah bangun."

Deg. Suara itu berhasil membuat jantung Rara berdebar, tangannya berubah gemetar dengan mata memerah, saat melihat siapa yang ada di depannya.

"A-yah?"  

Rara tercekat melihat Aji sedang duduk di kursi kayu yang lebih besar sepertinya, Rara merasa linglung sedang apa Aji di sini? Di tambah ada Rena dan Jesii di sebelahnya, dan ada seorang laki-laki yang kira-kira seumuran dengan Jessi yang sedang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, Rara tak mengenal laki-laki itu.

"Yes baby?" Tanya Aji dengan suara rendah.

"Ututut baby," ejek Jessi.

Tangan Rara mengepal, sebenarnya Ia masih tidak percaya apa yang dilihatnya ini, bagaimana bisa Ia dalam keadaan terikat seperti ini, belum lagi karena tali kasar yang mengikat tangannya, membuat tangannya lecet dan sedikit berdarah.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang