NL - 24

61.3K 4.7K 328
                                    

"KAMU?"

"KAU?"

Mendengar suara pintu terbuka, refleks Bara dan Rara menolehkan kepalanya, Bara menampilkan wajah datar sedangkan Rara menampilkan wajah terkejut sekaligus bingung, saat melihat siapa yang datang.

"Ngapain masih di sini?" Datar Bara.

"Masalah?"  

Wajah Bara semakin tak berekspresi mendengar jawaban dari orang itu, yang terbilang santai.

"Kakak kok ada di sini?" Tanya Rara dengan nada pelan.

Orang itu bisa mendengar Rara dengan jelas meskipun suara Rara terbilang pelan, kakinya melangkah mendekati Bara dan Rara yang masih duduk di sofa.

"Rey, pergi sana!" Usir Bara geram.

Orang itu adalah Rey, pria yang berdansa dengan Rara tempo hari, Rey memasuki ruangan Bara dengan tenang, bahkan dia seperti memasuki ruangannya sendiri.

"Santai dude."

Rara semakin bingung, Ia langsung mendekatkan kepalanya ke telinga kanan Bara, tangannya menyangga tubuhnya pada kedua bahu Bara, membuat Rey salah paham.

"Dia temen Kakak ya?" Bisik Rara.

Mendengar itu, Bara hanya menganggukkan kepalanya acuh, kemudian tangannya merangkul bahu Rara posesif. Membuat Rey menaikkan alisnya.

"Mau apa ke sini?" Tanya Bara.

"Cuma mau bawa ponselku yang ketinggalan," jawab Rey.

Rey berjalan pelan ke arah meja di depan sofa, matanya tak beralih dari Rara, meskipun tangannya meraih ponsel tersebut, membuat Bara geram, Bara semakin mengeratkan rangkulannya.

"Hai Ra," sapa Rey lembut.

Merasa dipanggil Rara tersenyum, "Hai juga."

"Pergi sana!" Hardik Bara.

"Kakak ih," tegur Rara.

Rara merasa tak enak mendengar Bara mengusir Rey dengan kasar, Ia menatap dengan pandangan menyesal kepada Rey menggantikan kakaknya yang malah semakin berwajah datar.

"Hmm," dehem Rey.

Rey melenggang pergi dari ruangan Bara. Sebelum pergi, Rey sempat menatap Rara dengan pandangan yang sulit diartikan, membuat Rara salah tingkah.

"Kakak kok gitu?" Tanya Rara pada Bara.

Kening Bara mengerut. "Apa?"

"Tadi, Kakak kok kayak gitu sama tamu?"  

Bara menghela nafas, Ia melepaskan rangkulannya dari bahu Rara, kemudian berdiri, berjalan ke arah meja kerjanya, lalu duduk di kursi kebesaran miliknya.  

"Kakak ihh," rengek Rara.

Rara jadi kesal karena Bara tak kunjung menjawab pertanyaan nya, Bara malah pergi duduk di kursi kerjanya.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang