NL - 4

107K 8.9K 297
                                    

Rara menggosokkan tangannya satu sama lain, Ia baru saja selesai mandi, meskipun menggunakan air hangat, tetap saja Ia kedinginan, Rara memang lemah terhadap hawa dingin. Padahal ini sudah pagi

Jangtungnya berdegup lumayan kencang, Ia sedang gugup, setelah Nadin mengatakan akan memperkenalkan Rara dengan kakaknya, Rara takut keluarga yang lain tak menerima dirinya selayaknya Arsen dan Nadin.

Tok...tok...
Mendengar suara pintu diketuk dari luar, Rara segera bangkit bergegas membuka pintu.

"Sayang udah siap?" Tanya Nadin, "cantik banget anak Mamah," lanjutnya saat melihat penampilan Rara.

Rara memakai baju terusan selutut, Nadin memang sempat menyiapkan pakaian apa yang harus Rara kenakan, rambut Rara digerai indah, terlihat gelombang-gelombang kecil di rambutnya.

"Makasih," jawab Rara malu.

Nadin gemas melihat tingkah laku putrinya, tangannya langsung menyubit pelan pipi Rara. Rara hanya meringis, meskipun tak sakit, Ia hanya kaget.

"Udah, yuk ke bawah."

Nadin menggandeng tangan halus Rara, mereka berdua menuruni anak tangga. Rara melihat sekeliling rumah, saat tiba di ruang makan, manik coklat terangnya menangkap empat sosok yang sedang duduk di meja makan.

Langkah Rara terhenti, tanpa disadari Ia meremas tangan Nadin yang ada di genggamannya, Ia takut melihat ada dua orang pria yang sedang duduk di kursi mereka masing-masing.

Nadin tersenyum maklum, Ia merangkul bahu Rara agar Rara tenang dan tak takut.

"Ekhem..."

Tiba-tiba saja Nadin berdehem, kedua pria yang sedang asik dengan aktivitasnya masing-masing, langsung mengalihkan perhatiannya ke asal suara, terlihat raut heran dan bingung di wajah mereka melihat Nadin datang dengan merangkul seorang gadis yang sangat cantik dan menggemaskan.

"Dia siapa Mah?" Tanya salah satu pria tersebut, alisnya mengerut bingung.

"Di-"

"Yaampun, Mamah mau jodohin Kakak lagi Mah? Jangan Mah nanti Kakak marah loh."

Ucapan Nadin terpotong oleh pria yang terlihat masih muda, diakhir perkataannya Ia sempat melirik pada pria yang bertanya pertama. Nadin menghembuskan nafasnya sebal.

"Enggak kok, Mamah gak mau jodohin Kakak kamu sekarang," sanggah Nadin sedikit kesal.

"Terus? Oh jodoh buat aku ya," tanyanya lagi dengan alis di naik turunkan menggoda.

"ALAN!"

Arsen yang sedari tadi hanya diam, merasa jengah dengan putra ketiganya a.k.a Alan Addison yang sering dipanggil Alan, pria tampan dengan tubuh tinggi, rambut hitam lebat, hidung mancung, dan bibir sedikit tebal. Ia adalah orang paling cerewet di keluarga Addison. Alan sekarang tengah menempuh pendidikan kelas 3 SMA.

"Sini sayang," titah Arsen pada Rara.

Bukannya menghampiri Arsen, Rara malah diam mematung di tempatnya sekarang, Ia tidak tau harus melakukan apa.

"Gapapa sini, mereka Kakak kamu."

"Kakak?" Tanya pria lainnya dengan suara pelan.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang