NL - 44 ⚠️

68.9K 5K 402
                                    

⚠WARNING⚠

PART INI MENGANDUNG KEKERASAN

.

.

.

.

"Dasar tidak tau diri, aku sudah memberimu kesempatan untuk pergi dari rumah ini!"  

Tangan Bara mencekik leher Leta lumayan keras, mata Bara berkabut penuh amarah menatap gadis yang ada di hadapannya, Ia sudah tak pandang bulu lagi, Bara sudah melupakan embel-embel sepupu.  

Wajah dan mata Leta memerah, tenggorokannya sangat sakit, Ia kesulitan bernafas, kakinya bergerak kesana-kemari, dengan tangan yang berusaha melepaskan cengkraman Bara.

"K-kak, l-le-pasin a-ku, s-akit," mohon Leta susah payah.

Bara tak menghiraukan Leta sama sekali, sepertinya setan sudah menguasai tubuh dan pikirannya. Bara mendorong Leta sampai punggung Leta terantuk tembok.

"K-kak, a-ku m-mohon."

Air mata tak dapat dibendung lagi, Leta menangis, rasa takut dan sakit di tenggorokannya bercampur menjadi satu, Leta sangat takut melihat Bara sekarang. Leta tak pernah melihat Bara seperti ini sebelumnya.

"Kau kira, adikku tidak sakit?" Desis Bara tajam.

Bara semakin mencekik Leta, membuat sang empunya kesulitan bernafas, tubuhnya sekarang sudah lemas tak berdaya.

"Apa kau dan teman jalang mu itu bersenang-senang, saat adikku di siksa? HAH?" suara Bara meninggi di ujung kalimat membuat Leta memejamkan matanya.

Leta terus menepuk-nepuk tangan Bara yang ada di lehernya, Ia sudah tidak kuat. Urat-urat di wajahnya menonjol, Nafas Leta juga terasa berat.

"Jangan memakai trik murahan, kau sendiri yang rugi akhirnya."

Bruk.

Bara melepaskan tangannya, lalu mengusap tangannya merasa jijik telah menyentuh wanita munafik itu. Leta terjatuh tak berdaya ke lantai, Ia memegangi lehernya yang sangat sakit.

"Uhukk...uhukkk...."  

Leta terbatuk hebat, demi apapun Ia merasa sekarat tadi, bahkan dadanya terasa sakit saat bernafas.

"Kenapa kau lepaskan?" Celetuk Rey yang daritadi menonton, dia duduk di sofa dengan santai santai.

Bara berdecih, Ia dengan ikut duduk di sofa ruang tamu rumah, membiarkan Leta yang masih syok sendirian di lantai dingin. Rey menatap Leta remeh, entah kenapa Ia merasa eneg saat melihat gadis itu, Ia sangat ingin muntah.

"MOMMY," teriak Leta.

Leta menatap ke arah pintu, di sana muncul Nala, Arwin, Nadin, dan Arsen. Leta menatap Nala dan Arwin haru, Ia segera bangkit, lalu berjalan menghampiri mommy-nya.

"Berhenti."

Sontak Leta menghentikan langkahnya saat tiba-tiba, Nala mengangkat tangannya menyuruh Leta agar tidak mendekati dirinya. Leta menatap bingung Nala dan Arwin.

New Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang