Love 40

2.2K 74 6
                                    

''Ada apa dengan wajahmu?!".. Keysa kaget ketika membuka pintu rumahnya dan mendapati Aron yang berdiri disana dengan wajah yang berantakan dan membiru di sekitar pipinya.

Aron tersenyum setengah meringis, keadaannya memang tak baik-baik saja. Belum tuntas rasa lelahnya sekarang ia harus kembali menderita karena pukulan Brian. Seandainya Brian mau mendengarkan penjelasannya tidakkah semua ini tidak akan terjadi ? Auh.. seluruh wajahnya terasa Nyeri.

"Kau baik-baik saja, selama ku tinggal ?" Tanya Aron pada Keysa.

"Harusnya aku yang bertanya begitu" .. Jawab Keysa sembari menuntun Aron masuk kedalam rumahnya. "Kenapa kau pulang dengan keadaan seperti ini, apa yang terjadi?".

"Aku baik-baik saja. Ada sedikit kesalahpahaman antara aku dan Brian, but, don't worry. Semua sudah selesai". Aron memegangi ujung bibirnya yang berdarah.

Keysa menghela nafas, haruskah seperti ini jadinya, setelah berhari-hari tidak bertemu lalu ia mendapati keadaan Aron yang seperti ini. Rasa khawatir merayap di hatinya. Ia tahu jika sampai kedua pria saling menyerang tentu saja apa yang terjadi di antara mereka bukanlah hal biasa, ingin sekali Keysa bertanya. Tapi keadaan Aron sedang tidak memungkinkan untuk itu. Wajahnya pastii akan sangat bengkak besok.

Alhasil ia masih menyimpan rasa keingintahuannya itu.

"Akan aku ambilkan air untuk mengompres lukamu"

Aron menahan tangan Keysa yang beranjak dari duduknya, ia menatap Keysa dalam. Ia mengamati cantiknya gadis di hadapannya ini dengan pakaian rumahan. Ada sedikit rasa bersalah saat ia dengan sengaja memanfaatkan kelemahan darinya, tapi Aron bisa apa ? Pengecut, Aron akui itu. Tapi di balik itu semua dia sangat menyukai Keysa, dia mencintainya dan dia sangat ingin memilikinya. Ada sesuatu yang kurang saat berjauhan dengannya, ada sesuatu yang tak nyaman bila terjadi sesuatu padanya.

"Kenapa ?"..

"Apa kau punya makanan, aku lapar". Ucap Aron dengan senyum canggung.

Keysa tersenyum simpul. "Akan aku buatkan, bisa kau menunggu sebentar"

Aron mengangguk, kemudian Keysa berjalan menuju dapur rumahnya, karena di rumah Keysa tidak ada sekat pembatas maka Aron bisa leluasa melihat pergerakan gadis itu saat ia memulai membuka kulkas dan menyiapkan bahan makanan.

Aron juga mengamati bagaimana gadis itu memulai memasaknya saat memakai celemek dan menggulung rambutnya, leher jenjang itu sangat jelas di mata Aron.

Aron terus mengamati bagaimana cekatannya Keysa mencampur bumbu dan memasak bahan makanan. Sungguh Aron ingin melihat pemandangan seperti ini setiap hari, keinginan itu semakin kuat, ia ingin Keysa berada di hidupnya, di sampingnya dan menua bersama.

Aron hampir menangis membayangkannya, seperti inikah rasanya Jatuh cinta yang sebenarnya ? Aron belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. Bahkan saat dulu bersama Amora.

Teringat soal Amora, Aron ingin memberitahukan Keysa soal Siapa Amora. Ia tidak ingin ada hal yang di tutupi lagi, Aron tidak bodoh ia merasa sesuatu akan terjadi jika ia terus berbohong. Ia tak mau menyakiti hati keysa suatu saat nanti.

Sementara Keysa sedang asyik dengan panci dan penggorengannya, tiba-tiba ia di kejutkan dengan sepasang tangan yang melingkar di pingganggnya, ia berjengkit kaget tetapi setelah mencium bau maskulin ini, dia tau siapa orangnya. Pastilah Aron.

"Ada apa ? Kau bisa menunggu di meja makan". Kata Keysa sembari mengaduk bubur yang di masaknya.

"Aku mencintaimu"

Pergerakan Keysa terhenti, jantungnya berdegup kencang, dia tidak salah dengar kan? Kenapa pria ini tiba-tiba menyatakan perasaannya. Saat Keysa ingin membalikkan badannya. Aron menahannya dengan semakin mengeratkan pelukannya.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang