Love 37

5.2K 175 31
                                    

"Terimakasih sudah menemani Bella beberapa hari ini, dan maaf telah membuatmu kerepotan". Ucap Amora. Ia sengaja mengantar Aron sampai ke depan rumah sakit karena ia merasa berterimakasih pada pria itu.

"Sama-sama. Cepatlah kembali, Bella mungkin akan segera bangun, ia akan panik jika kamu tak berada di sampingnya". Kata Aron.

Amora menganggukkan kepalanya, matanya menatap pria tinggi menjulang di hadapannya seolah ia enggan membiarkan pria ini pergi. Tapi, sekarang tempat itu bukan lagi miliknya. Bukan haknya untuk menahan pria ini untuk bersamanya sedikit lebih lama.

"Kenapa..?"

Amora tergagap.. "oh tidak..tidak.. kalau begitu hati-hati di jalan". Amora tersenyum salah tingkah.

Aron tersenyum, tiba-tiba ia mengusap kepala Amora.."Berhati-hatilah dan jaga Bella sepenuh hati. Semoga kalian selalu bahagia". Ucap Aron tulus. Benar-benar tulus.

saat ia mengucapkan kata itu ia benar-benar berharap kebaikan yang melimpah untuk kedua perempuan ini. Semoga kesedihan mereka segera berakhir, dan mereka segera menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya.

Sementara Amora, ia mengartikan usapan lembut itu dengan arti yang berbeda. Dadanya bergemuruh, rasa itu masih sama seperti pertama kali ia jatuh hati pada pria ini, getaran itu masih terasa sama saat pria itu menyatakan cinta padanya beberapa tahun lalu. Pandangan pria itu, Amora merasa itu masih sama.

Amora meraih tangan Aron yang berada di kepalanya, Aron sedikit kaget namun ia hanya membiarkannya saja.

Aron menunggu Amora untuk mengatakan sesuatu, namun Amora diam, Aron tahu bahwa wanita ini akan mengatakan sesuatu namun masih ia tahan. Dan apa yang di fikirkan wanita ini mungkin Aron bisa menebaknya.

Jangan sampai Amora salah paham akan sikapnya tadi.

Aron segera melepas tautan tangan Amora dengan pelan, bagaimana pun ia tak mau menyinggung perasaan Amora.

"Aku pergi sekarang". Ucap Aron

Amora masih mematung dengan mulut terbuka. Kata itu sungguh sangat sulit untuk di ucapkannya. Kata itu kenapa sangat tidak bisa untuk di ungkapkannya, kenapa.. kenapa ..

Saat Aron akan memasuki mobilnya, Amora masih melihatnya dengan tatapan yang seolah tak membiarkan Aron pergi darinya. Aron tahu itu.

Aron berbalik. "Cepatlah kembali, Bella akan segera bangun"

"Ahh.. iya. Hati-hati". Ucap Amora seadanya.

"Hhmm.. Oh ya, jika kamu merasa ini bukan tempat yang baik untuk membesarkan Bella. Maka pulanglah. Bella butuh tempat yang baik untuk berkembang". Ucap Aron bak seorang kakak.

Dan lagi.. Amora kembali salah mengartikan hal itu. Ia mengira bahwa Aron memberinya kesempatan kembali, ia mengira pria itu masih mempunyai perasaan yang sama.

Tapi kenyataannya..

Semua itu salah

Semua itu tidaklah sama seperti apa yang di fikirkan Amora

Semua telah berubah

Begitu pun Aron dan perasaannya

Tapi sayangnya Amora tidak menyadari itu, rasanya sudah tertutupi oleh kebutaan cintanya terhadap pria bermarga Jefferson itu.

Dalam hatinya selalu tergumam 'Andai waktu dapat di putar, Andai keberaniannya saat itu muncul maka tidak ada penyesalan yang menyempitkan dadanya'. Dan sayangnya semua kini tinggallah kata dan rasa penyesalan yang selalu akan mengikutinya kemana pun ia pergi.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang