Love 27

6.7K 175 7
                                    

"Urusanmu dengannya selesai. Kalau kau masih sayang nyawamu. Tidak, kalau kau masih sayang perusahaanmu itu, jangan berani menampakkan muka menjijikanmu di hadapannya lagi. Kau tahu akibatnya kalau saja nekad melakukannya". Ucap Aron penuh penekanan.

Ia menepati janjinya. Begitu Keysa menandatangani surat persetujuan itu. Aron langsung memanggil pria rentenir itu. Semua hutang Keysa lenyap dalam sekejap. Bagi Aron uang tidaklah seberapa. Yang terpenting dia mendapat apa yang dia mau.

Pria itu tersenyum puas. "Akhirnya aku mendapatkanmu kembali". Ucapnya sembari memeluk selembar cek yang di berikan Aron.

"Cepat keluar !". Kata Aron tajam.

Sekali lagi pria itu tersenyum. "Baiklah. senang bekerja sama denganmu". Kata pria itu dengan mengulurkan tangan bermaksud berjabat tangan.

Namun Aron tak menggubrisnya. Ia melirik sebentar dan membiarkan tangan pria itu menggantung di udara.

Karena malu sekaligus tersinggung, akhirnya pria itu menurunkan tangannya lalu bangkit berdiri. " Permisi !". Katanya ketus.

Begitu pria itu menghilang di balik pintu. Aron menghembuskan nafas kasar. Sedari tadi ia menahan diri untuk tidak memukul pria sialan itu. Gara-gara dia Keysa menjadi kesusahan dan tertekan.

"Terimakasih"

Aron menoleh ke arah pemilik suara lembut itu. Aron mengangguk dan tersenyum tipis.

"Jangan lupa perjanjian kita"

"Iii..iya pak"

"Jangan memanggilku 'Bapak' lagi. Bukankah aku sudah mengatakannya hmm ?". Ucap Aron sembari menggeser tubuhnya lebih dekat dengan Keysa.

"Baa.. mm maksud saya kamu mau apa ?"
Kata Keysa sedikit ketakutan. Pasalnya ini di kantor, bagaimana jika nanti ada yang mengira ia menggoda Aron atau ada yang mengira melakukan hal yang aneh-aneh. Keysa tidak mau menjadi bahan gosip di kantor ini.

"Panggil namaku, Key ?!". Kata Aron semakin merapatkan tubuhnya pada Keysa. Bahan deru nafas mint pria itu menyapu lembut permukaan wajah Keysa.

"Tidak mau ya ?". Aron menatap Keysa dalam sekilas melirik pada bibir merah jambu dihadapannya. Bahkan Aron telah memiringkan kepalanya, ia siap kapan saja untuk melumat benda kenyal itu.

"Iii..iya Aa..aron".

Aron memjamkan matanya saat nafas gadis di hadapannya ini menyapu permukaan wajahnya. Dengan sapuan deru nafas saja, rasanya Aron ingin menerkam Keysa sekarang juga. Ohh Aron kendalikan dirimu !!!

"Heoll . kenapa semua teman-temanku menjadi mesum sekarang"

Aron dan Keysa sama-sama tersentak kaget. Keysa langsung mendorong tubuh Aron dan membenarkan duduknya.

"Ii..ini tidak seperti yang bapak lihat. Ka..kami tidak melakukan seperti yang anda lakukan". Ucap Keysa gugup dengan pipi semerah udang rebus.

"Memang kau tahu apa yang kupikirkan". Kata Roger sengaja menggoda Keysa.

"Berhenti menggodanya. Ada apa kemari". Kata Aron tajam yang di sertai tatapan yang tak kalah tajam.

Roger menghembuskan nafasnya. Ia memutar bola mata malas sembari berjalan menuju sofa.

"Tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin mengobrol denganmu". Ucap Roger begitu berhasil duduk disofa. Menyilangkan kaki dan mendongakkan kepalanya, bertanda ia sangat bosan akan hari nya saat ini.

Aron melirik ke arah Keysa. "Kau boleh kembali bekerja". Ucap Aron sangat lembut,membuat Roger yang tadi mendongakkan kepala bosan menjadi menegakkan tubuhnya dan menganga lebar.

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang