Love 21

6.7K 162 1
                                    

Sejak dua minggu setelah kejadian di mobil Aron. Keysa dan Aron bekerja seperti biasa. Awalnya itu terasa sangat canggung bagi Aron maupun Keysa,namun profesionalitas menjadi selisih antara hubungan pribadi dan pekerjaan.

Rasanya masih sama, Keysa masih mencintai pria di depannya ini dalam diam. Tak apa, sebab nyalinya terlalu ciut untuk sekedar mengungkapkan.

"Jadi kuharap kau mengerti ya.. selama Nancy belum bekerja, kau yang akan menggantikan posisinya untuk sementara. Jadi tanggung jawabmu bertambah Keysa".

Keysa mengangguk mantap. Sementara ini pekerjaannya akan bertambah juga tanggung jawabnya. Ia tidak akan mengecewakan amanat yang telah di percayakan padanya.

"Saya yang akan langsung membimbingmu. Jadi kau tidak perlu bertanya pada siapapun selain saya. Kau mengerti ?"

Keysa tersenyum simpul. "Iya pak. Saya mengerti".

Keysa berdiri dari duduknya, sesaat membungkukkan badan kemudian berlalu dari ruangan itu.

Aron tersenyum puas sesaat setelah pintu itu tertutup sempurna. Rencananya berhasil.

Sebenarnya ini semua hanya akal-akalannya semata. Bisa saja Aron menyerahkan posisi itu pada orang yang lebih berkompeten. Namun sayang bukan kalau kesempatan di lewatkan.

Dengan berpindahnya posisi itu di tangan Keysa, maka bertambah dekatlah mereka. Akan banyak diskusi di antara mereka nantinya, otomatis Aron bisa terus mencari alasan untuk berlama-lama memandangi wajah cantik itu.

Saat Aron tengah bergelung dengan pikiran menyenangkannya. Tiba-tiba dia di kagetkan dengan suara yang langsung membuatnya menggeram.

"Kau tidak sedang kesurupan setan gila kan ?"

Sialan ! Apa-apaan mengatai Aron seperti itu.

"Ada apa kau datang kemari"

Roger terkekeh."Hhhh. Kenapa kau bertanya seperti itu. Bukannya aku setiap hari kesini kalau tidak sibuk". Ucap Roger dengan menaikkan kedua kakinya di atas meja kemudian saling bertumpu.

Aron berdecih. Aron sangat bersyukur sebenarnya karena selama dua minggu ini Roger tidak berkunjung ke kantornya. Tapi kenapa tiba-tiba Jailangkung ini bisa berada di sini. Keberadaannya yang kerap kali tak di undang oleh Aron membuat keberadaan Roger menjadi hal yang tidak menyenangkan untuk Aron. Untung Roger itu sahabat Aron, kalau bukan mungkin Roger itu sudah tinggal nama saja.

"Aku sibuk"

"Kenapa kau ketus begitu padaku Dude. Oh ayolah"

Aron hanya diam, ia tidak menyahut. Lebih baik sekarang Aron mengerjakan pekerjaannya daripada harus mengobrol dengan Roger.

Semakin Aron meladeni Roger, semakin tinggi pula semangat Roger untuk berbicara.

Memang, gayanya saja yang sang sangat manly tapi mulut Roger itu seperti sista. Nyinyir sana sini, bergosip ini itu dan jangan lupakan gombalan mautnya. Bahkan jika Roger sedang menggombali calon mangsanya di hadapan Aron dan Brian rasa-rasanya Brian dan Aron mau muntah saja.

"Oh ya Aron kenapa kau tidak jadi pergi ke Jepang".

"Memangnya kenapa?". Tanya Aron sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Aku ingin ikutlah. Aku ingin liburan kesana"

Aron kembali memutar bola matanya. Sepertinya ini akan menjadi ujian emosi Aron. "Pergi sendiri sana. Lagipula kalaupun aku jadi pergi, aku kesana untuk bekerja bukan liburan"

"Ya aku tau itu. Setidaknya aku bisa menumpang di pesawat pribadimu".

"Kurasa kau tidak terlalu miskin untuk membeli tiket pesawat".

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang