Love 39

1.9K 68 5
                                    

Hal yang membingungkan .. sesuatu yang membuatmu berfikir keras, bahkan sekeras apa pun berfikir belum tentu menemukan jawabannya. Terpaku pada suatu keyakinan. Entah apa yang membuatnya begitu terusik dengan tatapan itu. Ambigu..

Sudah setengah jam lamanya Brian memandangi pintu kamar Nancy. Hatinya berkata bahwa ia harus menemui Nancy sekarang, tapi egonya bertanya untuk apa ?

Berkali kali tangannya terayun berniat mengetuk pintu itu. Tapi berkali-kali pula egonya bertanya, jika kau sudah menemuinya apa yang akan kau katakan..

Brian menghembuskan nafasnya kasar, ia duduk bersandar di pintu itu akhirnya. Ia menerawang..

''Aisshh sss sial!!"..

Ia menjambak rambutnya frustasi..

"Sampai kapan kau akan begitu ?".. tanya Roger yang melenggang dari sisi kanan Brian.

Brian menatap Roger sekilas, kemudian menunduk. "Mana Aron.."

"Pulang.."

"Mau ku bantu mengetuk pintunya ?" Ucap Roger dengan senyum jahil di bibirnya.

Brian menatap Roger sinis. "Mau mati.."

"Hey, berhenti bersikap pengecut. Temui saja jika kau tidak nyaman akan hal tadi".. Roger menepuk pundak Brian pelan.

Roger sadar, pria bedebah berlabel sahabatnya ini sedang kebingungan akan perasaannya. Dasar pengecut !. Ia menatap Brian sekilas yang terlihat frustasi. Auhh... sebegitukah rasanya kau di sesatkan tentang perasaanmu, Roger menggeleng pelan. Ini lah sebabnya ia tak mau terlalu ambil perasaan pada perempuan. Ia pun tersadar, bahwa ber urusan tentang hati dan cinta merupakan hal tersulit yang ia pikirkan.

Seandainya saja semua mudah seperti pola pikirnya selama ini, kalau suka bilang suka, kalau tidak cari yang lain. Kenapa harus terpaku pada satu hati, bila di luar sana banyak hati kosong yang menunggu di isi.

"Aku tak tahu harus bagaimana..." tiba-tiba Brian menyeletuk dengan suara pelan.

Roger mengalihkan pandangannya. "Kalau suka ya bilang saja"..

"Semudah itu ?"

"Tentu saja.."

"Kau bicara dengan mulutmu ?"

"Bicara tentu pakai mulut, bodo. Memangnya pakai kaki, kalau itu untuk menendangmu !"

Brian tergelak. "Cih! Sekarang aku mengerti kenapa wanita di luar sana begitu tergila-gila padamu.."

"Tentu saja...."

"Kau itu banyak bicara, Hanya bicara. Kau itu ibarat tong kosong. Kau tak tahu bagaimana merasakannya, yang kau rasakan hanya ketertarikan.."

"Kau menceramahiku setelah apa yang kau lakukan padanya.. apa ini ?!"

Brian terdiam. Ia merasakan pukulan telak akan pernyataan Roger barusan. Hatinya mencelos, ia berfikir kata-kata barusan lebih cocok untuknya daripada untuk Roger.

Dirinya juga tak kalah brengseknya dari pria itu.

"Hey! Kukatakan ini sebagai sahabatmu" Roger membenarkan duduknya dan memegang pundak Brian  "Kalau kau tak mau sepertiku. Lebih baik kau cari arti dari perasaanmu itu. Dia menyukaimu, siapapun tau itu. Tapi sayangnya kau terlalu di butakan akan ketertarikan sesaatmu pada Keysa. Dude listen to me, sekeras apapun kau mengejar Keysa, tetaplah Aron yang akan mendapatkannya. Kau tidak lihat bagaimana dia mendapatkan Keysa, walau terlihat brengsek setidaknya dia menunjukkan bagaimana dia ingin memilikinya. Bukan sepertimu, kau menyukai dalam diam, kau bahagia melihat dia bahagia, hey! Dude C'mon . Dunia sudah modern, jangan gunakan pola fikir kuno seperti itu. Jangan sampai kau berdiam tak melakukan apa-apa sampai akhirnya kau tak dapat apa-apa"..

My BigBossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang